Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marhaban Ya Ramadan, Saham Emiten Ritel Mulai Cuan

Biasanya, momen bulan Ramadan dan Lebaran memang dijadikan kesempatan emas bagi emiten peritel untuk menggenjot kinerja.
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta, buka lagi setelah direnovasi 2,5 bulan./Bisnis-Feri Kristianto
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta, buka lagi setelah direnovasi 2,5 bulan./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham emiten peritel berpacu menjadi yang paling tinggi di zona hijau menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2021.

Biasanya, momen bulan Ramadan dan Lebaran memang dijadikan kesempatan emas bagi emiten peritel untuk menggenjot kinerja.

Di lantai bursa, indek saham perdagangan, jasa, dan investasi terpantau menguat sebesar 11,63 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd) per 19 Maret 2021.

Posisi indeks JAKTRAD berada di posisi kedua tertinggi setelah indeks keuangan yang melesat 12,27 persen ytd.

Dari 15 saham emiten peritel pemain utama yang dipantau Bisnis, saham PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 149,52 persen ytd menjadi Rp262 hingga pukul 13.19 WIB.

Selanjutnya saham PT Electronic City Tbk. (ECII) menguat 67,94 persen menjadi Rp1.100 dan saham PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) tumbuh 30,73 persen.

Saham peritel pakaian seperti PT Mitra Adi Perkasa Tbk. (MAPI) juga tak ketinggalan naik 1,27 persen menjadi Rp800 dan saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) naik 6,45 persen menjadi Rp825.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jimmy Gani memperkirakan kenaikan penjualan pada Ramadan dan Lebaran bisa naik di kisaran 3 persen—5 persen secara bulanan.

Proyeksi ini lebih baik dibandingkan dengan capaian pada 2020 lalu di mana ritel justru merasakan penurunan 6 persen setelah mencetak pertumbuhan dua digit pada 2019.

“Kami biasanya antisipasi ada peningkatan permintaan saat momen tersebut. Untuk tahun ini, kami optimistis, tetapi tetap waspada. Bagaimanapun kondisi tidak seperti 2019,” kata Jimmy saat dihubungi, Selasa (9/3/2021).

Jimmy mengemukakan beberapa indikator yang melandasi asumsi kinerja ini. Pertama, kebijakan mobilitas masyarakat dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro cenderung lebih longgar dibandingkan dengan kebijakan terdahulu.

Kedua, Jimmy melihat adanya tren penurunan jumlah kasus Covid-19 yang sebelumnya mencapai belasan ribu pada awal tahun, kini mulai melandai di bawah 8.000 kasus per hari.

Ketiga, dari proses vaksinasi terlihat berjalan lancar. Hal ini bisa mendorong keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dengan tetap berpegang pada protokol,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper