Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dear Investor, Begini Timeline Penutupan Kode Broker dari BEI

Direktur Perdagangan dan Pegaturan Anggota BEI Laksono Widodo mengungkapkan menjelang penutupan tiga hingga empat bulan mendatang, adaptasi bisa dilakukan untuk perubahan informasi.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan kebijakan penutupan kode broker dan tipe investor real time atau saat waktu berjalan pada Juli 2021 mendatang.

Direktur Perdagangan dan Pegaturan Anggota BEI Laksono Widodo pada siaran BEI, Rabu (17/3/2021) mengungkapkan menjelang penutupan tiga hingga empat bulan mendatang, adaptasi bisa dilakukan untuk perubahan informasi.

"Jadi penutupan kode broker akan dilakukan di tahun ini pada bulan Juli. Jadi kita masih punya waktu kira-kira 3-4 bulan lagi untuk mengadaptasi dengan informasi yang akan berubah," ungkap Laksono dikutip pada Kamis (18/3/2021).

Sementara untuk penutupan informasi tipe investor asing atau domestik akan dilakukan enam bulan setelah penutupan kode broker, yaitu pada awal tahun depan atau di kuartal pertama tahun 2022.

Berdasarkan studi dan hasil riset yang dilakukan BEI, penutupan kode broker dan tipe investasi ini justru memberikan banyak manfaat termasuk aspek perlindungan investor.

Selain itu, praktik ini telah lebih dahulu dilaksanakan negara-negara lain termasuk di negara yang memiliki aktivitas ritel yang sangat dominan dan mapan, seperti Thailand ujar Laksono.

"Kita juga make sure bahwa ini adalah bast practice yang sudah dilakukan di negara-negara lain," kata Laksono.

BEI juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari penutupan kode broker dan tipe investor, antara lain:

  1. Mengikuti best practice
  2. Agar investor mengambil keputusan transaksi berdasarkan penilaian investasi yang benar, bukan berdasarkan ikut-ikutan atau emosional
  3. Mengurangi potensi herding, dan meningkatkan kewajaran dalam pembentukan harga
  4. Mengurangi front running, piggybacking, dan information leakage
  5. Meningkatkan insentif untuk melakukan riset
  6. Berpotensi meningkatkan likuiditas dan menurunkan spread
  7. Mencegah aktivitas panic selling akibat penjualan efek secara masif oleh investor asing, hal ini dibutuhkan karena komposisi IHSG saat ini lebih dominan domestik dibanding asing
  8. Memberikan dorongan kepada investor ritel, untuk melakukan analisa yang lebih mendalam dalam proses investasinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper