Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Strategi PP Presisi Angkat Kinerja 2021

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah untuk menahan laju penyebaran Covid-19 menyebabkan penundaan sejumlah proyek konstruksi yang sedang berjalan maupun yang baru pada 2020.
Proyel PT PP Presisi Tbk./repro - pp-presisi.co.id
Proyel PT PP Presisi Tbk./repro - pp-presisi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. optimistis kinerja perseroan akan kembali pulih pada 2021 seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi di sektor konstruksi.

Sekretaris Perusahaan PP Presisi Adelia Auliyanti menjelaskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah untuk menahan laju penyebaran Covid-19 menyebabkan penundaan sejumlah proyek konstruksi yang sedang berjalan maupun yang baru pada 2020.

Hal itu pun membuat kinerja emiten dengan kode saham PPRE ini terkoreksi sepanjang tahun lalu, sama seperti perusahaan kontraktor lainnya.

“Kinerja perseroan berangsur membaik seiring dengan pemberlakuan tatanan new normal yang memungkinkan dilanjutkannya proyek-proyek yang sempat mengalami pembatasan dan penundaan penyelesaian serta dimulainya pekerjaan proyek-proyek baru,” terang Adelia kepada Bisnis, Kamis (18/3/2021).

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, emiten dengan kode saham PPRE ini mencatatkan pendapatan senilai Rp2,33 triliun atau turun 39,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan 2019 senilai Rp3,85 triliun.

Adelia menyebut segmen usaha konstruksi masih menajdi kontributor utama pendapatan perseroan pada 2020 yaitu sebesar 89,7 persen.

Tekanan pendapatan pun menggerus laba perseroan. Selama tahun lalu, laba dari anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. ini anjlok 82,32 persen yoy menjadi Rp58,56 miliar dari sebelumnya Rp331,27 miliar.

Kendati laba turun, PPRE masih mempertahankan marjin usaha sebesar 19,5 persen. Adelia menunjukkan bahwa marjin EBITDA meningkat ke level 36,3 persen pada 2020 dari sebelumnya 30,8 persen karena upaya efisiensi yang dilakukan perseroan.

“Posisi keuangan mengalami penguatan seiring dengan penurunan total liabilitas sebesar 17,6 persen dari Rp2,4 triliun menjadi Rp1,9 triliun,” ujar Adelia. 

Untuk mengangkat kembali kinerja keuangan tahun ini, Adelia menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, memperluas pangsa pasar eksternal (swasta maupun pemerintah) diluar Grup PT PP (Persero) Tbk.

Kedua, meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan PT PP selaku entitas induk dengan tujuan a.l.meningkatkan feeding dari PTPP serta pengelolaan sumber daya secara optimal dan efisien.

Ketiga, mengembangkan jasa pertambangan terintegrasi nikel sebagai sumber pendapatan berulang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper