Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemegang Saham Restui Tunas Baru Lampung (TBLA) Rilis Bond Rp5,6 Triliun

Dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, manajemen TBLA menjelaskan telah mendapatkan persetujuan RUPSLB pada Senin (15/3/2021) untuk merilis obligasi global.
Kegiatan operasional PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA). Istimewa
Kegiatan operasional PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) menyetuji rencana perseroan menerbitkan global bond senilai US$400 juta.

Dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, manajemen TBLA menjelaskan telah mendapatkan persetujuan RUPSLB pada Senin (15/3/2021) untuk merilis obligasi global. Sejumlah 99,98 persen pemegang saham yang hadir menyatakan setuju.

Sebagai informasi, emiten pengolahan minyak sawit Tunas Baru Lampung meracik penerbitan obligasi global mencapai US$400 juta atau setara Rp5,64 triliun dengan menggunakan kurs tengah per 31 Desember 2020, Rp14.105 per dolar AS.

Dalam prospektus, emiten berkode saham TBLA itu mengungkapkan saat ini dalam tahap ekspansi usaha dengan cara pengembangan pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk.

“Perseroan bermaksud untuk menerbitkan obligasi baru dalam mata uang dolar AS dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$400 juta,” tulis Manajemen Tunas Baru Lampung dikutip dari prospektusnya.

Obligasi tersebut akan diterbitkan melalui entitas usaha perseroan, TBLA Internasional, dan direncanakan memiliki tenor selambat-lambatnya pada tahun ketujuh sejak tanggal diterbitkannya atau jangka waktu lain yang disepakati para pihak.

Perseroan berkeyakinan dengan menerbitkan obligasi baru itu, akan memberikan manfaat terhadap kondisi keuangan, memperpanjang profil jatuh tempo hutang perseroan, dan melaksanakan rencana sejalan dengan strategi bisnis yang disusun perseroan.

Dengan penerbitan obligasi ini, TBLA juga mengharapkan likuiditas keuangan lebih terjaga mengingat obligasi baru ini memiliki tenor yang lebih panjang daripada obligasi dan fasilitas kredit yang ada saat ini.

“Mengingat tingkat suku bunga obligasi baru tetap dan pembayaran pokok obligasi tidak teramoritasis selama periode obligasi, diharapkan nantinya perseroan dapat lebih memaksimalkan penggunaan dana itu untuk meningkatkan pertumbuhan laba. Tingkat bunga obligasi global sekitar 6 persen-8 persen, akan ditentukan setelah bookbuilding,” papar manajemen Tunas Baru Lampung.

Untuk melancarkan rencana penerbitan itu, TBLA berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 Maret 2021 untuk meminta restu pemegang saham atas rencana penerbitan obligasi baru.

Mengenai tujuan penggunaan dana obligasi, dipakai untuk pelunasan atau pembayaran obligasi global US$250 juta dengan bunga 7 persen yang jatuh tempo pada 2023. Selain itu, global bond baru untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung senilai Rp1,5 triliun yang jatuh tempo pada 2023 dan 2025.

Adapun, investor kawakan Lo Kheng Hong mengakui memiliki sejumlah saham TBLA. Menurutnya, pembelian dilakukan pada 2020. “Tahun lalu beli di Rp500-an,” ujarnya kepada Bisnis.

Data komposisi pemegang saham TBLA per 31 Januari 2021 memang tidak menunjukkan porsi kepemilikan Lo Kheng Hong. Artinya, memang persentase kepemilikannya belum mencapai 5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper