Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Menguat Tembus 4.100 Ringgit, Saham AALI Cs Ikut Naik

Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Senin (15/3/2021), harga CPO untuk kontrak Mei 2021 sempat mencapai harga tertinggi pada 4.175 ringgit per ton sebelum tiba di harga setelmen 4.125 ringgit per ton.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) turut berimbas pada performa positif emiten-emiten perkebunan pada Senin (15/3/2021).

Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Senin (15/3/2021), harga CPO untuk kontrak Mei 2021 sempat mencapai harga tertinggi pada 4.175 ringgit per ton sebelum tiba di harga setelmen 4.125 ringgit per ton. Pada pekan lalu, harga komoditas ini juga mencetak rekor penguatan harian tertinggi sejak 2011 lalu.

Sementara itu, harga CPO berjangka kontrak pengiriman bulan April 2021 terpantau naik 7 poin ke 4.274 ringgit per ton setelah sempat mencapai titik tertingginya pada 4.304 ringgit per ton.

Kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah juga turut mengerek naik sejumlah emiten perkebunan sawit. Hingga pukul 11.32 WIB, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 2,94 persen ke level Rp525. Menyusul dibelakangnya adalah PT Provident Agro Tbk (PALM) dengan kenaikan 2,91 persen ke level Rp354.

Selanjutnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) turut menguat sebesar 2,31 persen ke posisi harga Rp665 per saham. Pada posisi keempat, PT Astra Agro Lestari TBk (AALI) turut menikmati kenaikan 1,77 persen ke Rp11.500.

Kemudian, saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) bergerak naik 1,41 persen disusul oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan kenaikan 1,33 persen. Di sisi lain, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengalami koreksi 1,48 persen ke level Rp133.

Sebelumnya, Analis CGS-CIMB Futures Ivy Ng dan Nagulan Ravi dalam laporannya menyebutkan, reli harga CPO didasari oleh ekspektasi pasar terhadap kenaikan permintaan. Hal ini juga didorong oleh menguatnya harga minyak mentah dan biji kedelai yang semakin meningkatkan daya tarik CPO dalam pengolahan makanan dan bahan bakar.

"Pasar memandang bahwa ekspor minyak kelapa sawit akan meningkat pada Maret ini karena usaha penimbunan stok untuk menghadapi bulan Ramadhan," demikian kutipan laporan tersebut.

Ng dan Ravi juga memperkirakan jumlah stok minyak kelapa sawit Malaysia pada Februari akan naik 7,6 persen secara month-on-month, tetapi turun 16,2 persen secara year-on-year (yoy).

Perkiraan tersebut sedikit menyimpang dari tren historis persediaan CPO Malaysia yang umumnya hanya terkoreksi sekitar 3 persen pada bulan Februari. Menurut Ng dan Ravi, penyimpangan tersebut disebabkan oleh pembatasan permintaan oleh para konsumen serta perpindahan pembelian CPO ke Indonesia.

Ng dan Ravi memprediksi harga CPO akan diperdagangkan pada kisaran 3.200 hingga 3.700 ringgit per ton pada Maret 2021. Hal ini utamanya ditopang oleh penurunan stok CPO Malaysia yang memerlukan waktu untuk kembali pulih.

Jumlah pasokan tersebut diperkirakan baru akan pulih pada kuartal II/2021 mendatang. Adapun outlook harga CPO dari CGS-CIMB adalah 2.900 ringgit per ton pada 2021 dan 2.700 ringgit per ton untuk 2022 mendatang.

"Kami masih memasang posisi netral untuk harga CPO," demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper