Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Emiten: Jalan Terjal Emiten Batu Bara, Ambisi Pangkalan Data DCII

Kinerja emiten batu bara yang menurun akibat pelemahan harga komoditas, progres Holding BUMN Pariwisata, target Prodia, rekomendasi saham DCII menjadi sajian harian Bisnis Indonesia hari ini.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kabar dari emiten dan pelaku pasar menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Senin (15/3/2021), jalan terjal emiten batu bara akibat pandemi dan harga komoditas yang sempat turun.

Selain itu, emiten DCI Indonesia agresif menggeber ekspansi pangkalan data dengan belanja modal hingga Rp1 triliun. Kabar lain adalah holding BUMN pariwisata dan pendukung telah menandatangani nota kesepahaman tentang kolaborasi program strategis BUMN ekosistem pariwisata.

Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar emiten di Indonesia:

1. Holding BUMN Bersiap Demi Superhub

Rencana penggabungan BUMN aviasi dan pariwisata yamg disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas mulai bergulir. Sebanyak 7 perusahaan pelat merah yang masuk dalam holding pariwisata dan pendukung telah menandatangani nota kesepahaman tentang Kolaborasi Program Strategis BUMN Ekosistem Pariwisata, di dalamnya termasuk PT Garuda Indonesia Tbk.

2. Jalan Terjal Emiten Batu Bara

Emiten pertambangan batu bara perlu bekerja keras untuk memacu kinerja pada 2021 setelah membukukan kontraksi pendapatan dan laba pada tahun lalu akibat pandemi dan penurunan harga komoditas. Setidaknya lima emiten mencatatkan penurunan pendapatan pada 2020.

3. PRDA Incar Pertumbuhan 10 Persen

PT Prodia Widyahusada Tbk. (PDRA) menargetkan pertumbuhan kinerja hingga 10 persen pada 2021 ini seiring dengan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 dan kebutuhan laboratorium yang kian meningkat. Sepanjang 2020, PDRA mencatatkan laba bersih Rp1,87 triliun meningkat 7,4 persen dari realisasi 2019.

4. Neraca TINS Memburuk

Selain mencatatkan rugi bersih senilai Rp340,59 miliar pada 2020, kondisi neraca keuangam PT Timah Tbk. (TINS) secara umum kurang begitu sehat. Total liabilitas 2020 TINS turun 36 persen year on year (yoy), tetapi pinjaman TINS akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan mencapai Rp4,56 triliun. Sementara TINS hanya memiliki total kas dan setara kas sebesar Rp807,3 miliar per akhir 2020, turun 49,5 persen yoy.

5. Ambisi Pangkalan Data DCII

Ceruk bisnis pangakalan data yang sangat menjanjikan di era digital mendorong PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) untuk agresif menggeber ekspansi. Pada 2021, pendatang baru di Bursa Efek Indonesia itu menyiapkan belanja modal Rp1 triliun. DCII yang baruelantai Januari lalu itu menggalang dana Rp150,17 miliar dari IPO dengan harga pelaksanaan Rp420 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper