Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Emas Terganjal Imbal Hasil Obligasi AS

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun kembali meningkat, sehingga mengurangi kesempatan penguatan harga emas dan menstabilkan nilai tukar dolar AS.
Karyawan menunjukan emas di salah satu Bank di Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di salah satu Bank di Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka naik US$38,9 atau 2,32 persen menjadi US$1.716,90 pada Selasa (9/3/2021), setelah anjlok US$20,5 atau 1,21 persen menjadi US$1.678,00 pada Senin (8/3/2021), dan turun US$2,2 atau 0,13 persen menjadi US$1.698,50 per ounce pada Jumat lalu (5/3/2021).

"Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun sekarang telah bangkit lagi, yang telah menstabilkan dolar dan mengambil beberapa kenaikan dari emas," kata Tai Wong, seorang pedagang di bank investasi BMO di New York.

"Kami mungkin telah melihat posisi terendah jangka pendek di US$1.680 per ounce, tetapi lingkungan imbal hasil yang lebih tinggi kemungkinan akan mencegah reli yang signifikan; Mungkin kisaran US$1.700 - US$1.800 dalam waktu dekat karena pasar mencoba menemukan ekuilibrium dalam imbal hasil," tambahanya

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran pekan lalu turun ke level terendah empat bulan. Angka ekonomi yang lebih baik dari perkiraan mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun di atas 1,5 persen, sementara indeks dolar bergerak menjauh dari level terendah satu minggu.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Kamis (11/3/2021) juga membatasi pertumbuhan emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 712.000 mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 6 Maret, lebih rendah dari yang diharapkan 725.000 dan angka yang direvisi untuk minggu sebelumnya 754.000.

Laporan lain dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pembukaan pekerjaan AS naik menjadi 6,9 juta dari 6,7 juta pada Januari, sebuah tanda bahwa ekonomi sedang membaik.

"Imbal hasil obligasi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang inflasi tinggi yang muncul karena ekonomi utama dunia telah mengaktifkan keran uang mereka selama setahun terakhir," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dari stimulus yang meluas, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi tahun ini telah mengancam status tersebut karena diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan pada Kamis (11/3/2021) untuk mempercepat pembelian obligasi di bawah program pembelian darurat pandemi untuk menghentikan kenaikan biaya pembiayaan utang yang tidak beralasan.

Namun, ECB mempertahankan total pembelian obligasinya tidak berubah pada 1,85 triliun euro dan juga membiarkan suku bunga acuan tidak berubah. Emas juga berada di bawah tekanan tambahan karena ketiga indeks utama saham di Amerika Serikat naik.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 6,3 sen atau 0,24 persen menjadi ditutup pada US$26,193 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik US$0,50 dolar AS atau 0,04 persen menjadi menetap di US$1.202,30 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper