Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: Rencana IPO 26 Perusahaan, BUMN Nihil

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan sampai dengan tanggal 8 Maret 2021, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dan saat ini masih menjalani proses evaluasi pencatatan saham.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 26 calon emiten dalam pipeline perusahaan yang akan melakukan initial public offering (IPO). Namun, masih belum ada perusahaan dari keluarga badan usaha milik negara (BUMN) dalam daftar tersebut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan sampai dengan tanggal 8 Maret 2021, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dan saat ini masih menjalani proses evaluasi pencatatan saham.

“Dari 26 perusahaan dalam pipeline tersebut, belum terdapat perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan BUMN,” kata Nyoman, seperti dikutip Bisnis, Selasa (9/3/2021)

Lebih lanjut, dia menjelaskan, dari segi skala aset untuk perusahaan dalam pipeline bila merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, detailnya adalah 6 perusahaan aset skala kecil (aset dibawah Rp50 miliar); 11 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 miliar s.d. Rp250 Miliar); serta 9 perusahaan aset skala besar (aset diatas Rp250 miliar).

Adapun dari sisi sektor berdasarkan klasifikasi baru IDX Industrial Classification (IDX-IC), calon emiten terbanyak berasal dari sektor Consumer Cyclicals yakni 7 perusahaan, diikuti sektor Technology dan Basic Materials masing-masing 4 perusahaan.

Kemudian, masing-masing 3 perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, dan Properties & Real Estate. Sisanya 2 perusahaan sektor Industrials, 2 perusahaan sektor Energy, dan 1 perusahaan sektor Infrastructures.

Sebelumnya, awal Februari lalu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah BUMN termasuk anak-cucu perusahaannya untuk masuk ke pasar modal melalui skema initial public offering (IPO).

“Kita akan me-listing-kan lebih banyak BUMN lagi, anaknya atau cucunya. Di pipeline—saya nggak mau bilang angka fix-nya nanti dicari-cari—tapi ada 8 sampai 12 yang kita akan go public,” kata Erick ketika memberikan sambutan di pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2/2021).

Lebih lanjut, Erick menargetkan BUMN-BUMN yang tengah ada dalam pipeline tersebut bisa melantai di Bursa dalam kurun waktu 3 tahun ke depan, atau hingga 2023 mendatang.

Salah satu yang telah mantap melakukan IPO, juga kerap disebut-sebut oleh Erick Thohir, adalah anak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yakni PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel.

Anak usaha Telkom di bidang infrastruktur menara telekomunikasi tersebut dijadwalkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia secepat-cepatnya kuartal terakhir tahun ini.

VP Investor Relation Telkom Andi Setiawan mengatakan dalam lini masa yang direncanakan perseroan, initial public offering (IPO) Mitratel dapat dilakukan antara kuartal IV/2021 hingga paruh pertama 2022 dengan tetap memerhatikan kondisi pasar modal.

"Jadi saat ini masih dalam tahap persiapan, untuk mengawal agar proses IPO dapat dilakukan sesuai rencana,” katanya kepada Bisnis, awal tahun ini.

Tak hanya itu, PT Pertamina (Persero) juga sudah berencana mengikuti jejak Telkom untuk melepas entitas usahanya ke publik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan akan membawa sejumlah anak usahanya ke lantai bursa pada pertengahan tahun ini.

Kendati belum disebutkan secara gamblang, Nicke menjelaskan rencana itu untuk meningkatkan transparansi, profesionalitas dari unit usaha Pertamina. Di samping itu, rencana tersebut guna menjaring pendanaan dari pasar modal.

“Di triwulan 3 dan triwulan 4 kita akan IPO di salah satu unit bisnis kita dan bisa jg tingkatkan transparan dan profesionalitas dari unit usaha Pertamina ke depan,” ujarnya awal Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper