Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Berguguran, Wall Street Tumbang

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nasdaq Composite ditutup ditutup merosot 2,41 persen, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,54 persen. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,97 persen.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (8/3/2021) menyusul penurunan saham-saham sektor teknologi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nasdaq Composite ditutup ditutup merosot 2,41 persen, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,54 persen. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,97 persen.

Sementara itu, indeks Nasdaq 100 yang menjadi tolok ukur saham-saham sektor teknologi merosot 2,92 persen. Indeks telah melemah 11 persen dari level tertinggi sepanjang masa karena investor melepas kepemilikan dari saham dengan valuasi tinggi dan mencari saham perusahaan yang kekayaannya terkait erat dengan siklus ekonomi.

Di sisi lain, indeks Dow Jones masih mampu menguat menysul dorongan dari saham-saham perusahaan keuangan dan produsen material. Sementara itu, saham Tesla Inc. melemah lima hari berturut-turut dan telah melemah 20 persen sejak saat itu.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun melonjak menuju 1,6 persen, sementara dolar AS menguat. Minyak mentah Brent sempat diperdagangkan mendekati US$70 per barel sebelum kembali melemah. Emas merosot dan Bitcoin diperdagangkan di atas US$51.000.

Investor mencerna prospek lonjakan pertumbuhan ekonomi global karena distribusi vaksin meningkat dan dioloskannya RUU stimulus AS senilai US$1,9 triliun.

Di sisi lain, risiko terkait kenaikan imbal hasil Treasury tetap membayangi di tengah kekhawatiran bahwa program stimulus pemerintah dapat memanaskan pertumbuhan ekonomi.

Head of Asia Pacific di Pacific Investment Management Co. Kim Stafford mengatakan akan ada volatilitas yang tinggi di pasar saham dalam beberapa waktu mendatang.

“Kami percaya bahwa kepercayaan diri meningkat, terutama dengan vaksin yang tersedia, jadi kami akan melihat peningkatan pertumbuhan secara global. Ada banyak alasan untuk menjadi percaya diri di pasar, tetapi banyak juga yang telah memperkirakannya,” ujar Kim, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper