Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Kompak Melonjak, Ini Rekomendasi Saham Emiten CPO

Berdasarkan catatan Bisnis, dari 5 emiten perkebunan yang telah melaporkan kinerja keuangan 2020, mayoritas mencetak pertumbuhan secara year on year (yoy) baik pendapatan maupun laba bersih.
Produk minyak goreng dengan merek dagang filma. Minyak goreng merupakan salah satu produk dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk./smart-tbk.com
Produk minyak goreng dengan merek dagang filma. Minyak goreng merupakan salah satu produk dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk./smart-tbk.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten perkebunan kompak mencetak pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba pada 2020. Peningkatan kinerja fundamental tentunya memengaruhi kinerja saham perusahaan.

Berdasarkan catatan Bisnis, dari 5 emiten perkebunan yang telah melaporkan kinerja keuangan 2020, mayoritas mencetak pertumbuhan secara year on year (yoy) baik pendapatan maupun laba bersih.

Hanya, PT PP London Sumatera Tbk. (LSIP) yang membukukan penurunan pendapatan walaupun laba bersih berhasil naik 174,13 persen yoy.

Adapun, pertumbuhan laba bersih paling agresif dipimpin oleh emiten perkebunan milik grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), yaitu mencetak pertumbuhan hingga 294,62 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp833,09 miliar.

Analis RHB Sekuritas Andre Benas mengatakan bahwa kinerja emiten perkebunan cukup baik mengingat pertumbuhan harga CPO yang cukup baik pada 2020 diikuti kenaikan produksi pada kuartal IV/2020 sehingga membantu emiten memperoleh laba yang lebih sehat.

Selain itu, penurunan biaya produksi dan biaya operasional pada tahun lalu juga mendorong kinerja para emiten.

“Dengan harga CPO yang masih cukup tinggi dan ekspektasi pertumbuhan produksi, kelihatannya kinerja emiten masih cukup bisa terjada pada 2021,” ujar Andre kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO kontrak Mei 2021 di bursa Malaysia telah menguat 11,17 persen sepanjang tahun berjalan 2021, dan parkir di level 3.887 ringgit per ton pada perdagangan Senin (8/3/2021).

Dia merekomendasikan beli untuk saham LSIP dengan target price Rp1.660 dan AALI dengan target price Rp14.680.

Secara terpisah, analis PT Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga memperkirakan pertumbuhan kinerja emiten perkebunan masih dapat berlanjut pada tahun ini.

“Harga diproyeksi naik lebih moderat, tetapi volume diharapkan recover tahun ini,” ujar Zamzami kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).

Cuaca yang lebih baik tahun ini akan mendukung peningkatan aktivitas pemupukan dan pemulihan tanaman perkebunan.

Dia memperkirakan pemulihan produksi CPO Indonesia pada tahun 2021 menjadi 48,9 juta ton, naik 4 persen secara yoy setelah produksi tertekan akibat cuaca panas pada 2019 dan La Nina pada 2020.

Fenomena La Nina yang moderat diperkirakan berlanjut hingga akhir kuartal I/2021 dan melemah pada kuartal II/2021. Dengan demikian, peningkatan produksi agregat terjadi selama periode paruh kedua 2021.

Di antara seluruh emiten perkebunan, Zamzami menjadi AALI sebagai top picks karena memiliki FFB yield atau hasil TBS dan tingkat ekstraksi minyak (OER) yang relatif tinggi. Adapun, target price AALI di posisi Rp13.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper