Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspresi Cinta Negeri dari Milenial Lewat Investasi Sukuk Ritel

Muda-mudi ini mengakui investasi di Sukuk Ritel sebagai bentuk membantu negara. Buktinya, mereka kembali masuk dalam penawaran SR014, setelah sebelumnya membeli SR013.
Sukuk Ritel 014 dengan kupon 5,47 persen/ Instagram.
Sukuk Ritel 014 dengan kupon 5,47 persen/ Instagram.

Bisnis.com, JAKARTA - Tiap individu memiliki caranya masing-masing dalam melakukan investasi. Ada yang konvensional melalui tanah dan emas, ada pula yang senang risiko besar dan untung besar melalui saham.

Tetapi, ada pula kelompok yang menyasar imbal hasil lumayan dengan risiko yang relatif aman. Pilihan mereka jatuh pada obligasi negara atau Sukuk Ritel yang diterbitkan pemerintah.

Selain investasi, beberapa investor yang membeli Sukuk Ritel mengaku alasan menumpuk uang di instrumen ini sekaligus sebagai bentuk cinta Tanah Air, serta upaya membantu negeri dalam memberikan pembiayaan terhadap pembangunan.

Saat ini, pemerintah tengah membuka penawaran untuk berinvestasi Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Ritel Seri SR014. Bima yang berusia 30 tahun dan Diah berusia 31 tahun mengaku menanamkan investasinya ke Sukuk Ritel. Kedua milenial yang berkerja dan berdomisili di Jakarta kembali ikut dalam penawaran ini setelah sebelumnya telah berinvestasi Sukuk Ritel di seri SR013.

Sebagai seorang birokrat Bima Raspati yang melangsungkan pernikahan pada 2020 lalu memilih SR013 sebagai salah satu mahar pernikahannya senilai Rp10 juta yang merepresentasikan tanggal pernikahannya yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2020 lalu.

Bima dan istrinya mengungkapkan tanpa ragu memilih SR013 sebagai maskawin mereka sebagai bentuk dari mencintai negeri dengan investasi. Apalagi SR013 waktu itu bertujuan untuk membiayai pembangunan nasional dan menangani dampak pandemi Covid-19. Peluang ini menurut mereka sebagai sebuah kesempatan untuk turut membangun negeri.

“Istri pun tak ragu memilih SR013 sebagai bagian dari cara kami mencintai negeri dengan investasi, sebagaimana aku tak ragu meminang ia menjadi pasangan hidupku,” tulis Bima dikutip dari Instagram-nya, Minggu (7/3/2021).

Selain itu, Bima juga mengungkapkan bahwa pada saat SR013 dikeluarkan pemerintah saat ini memiliki imbal hasil yang menarik, yaitu 6,05 persen fixed rate per tahun. Angka ini menurutnya lebih tinggi dibandingkan investasi sejenis obligasi atau SBN ORI, terlebih potongan pajaknya lebih kecil yaitu 15 persen untuk SR013 ungkapnya.

“SR013 juga instrumen investasi minim risiko, bisa dibeli mulai dari Rp1 juta dan bebas riba karena syariah,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis pada Jumat (5/3/2021).

Sementara itu, Sakina Diah yang menyebut dirinya sebagai seorang investor pemula dan karyawan di salah satu perusahaan swasta, mengakui awalnya mengikuti SR013 dengan tujuan diversifikasi investasi dan mencobanya di angka minimal penawaran yaitu Rp1 juta.

Lalu, pada tahun ini memutuskan untuk mengikuti SR014 dengan menaikkan angkanya menjadi Rp5 juta. Sama halnya yang dilakukan Bima akan kembali berinvestasi pada SR014.

Sakina bercerita bahwa pilihan ini jatuh pada Sukuk Ritel karena untuk dirinya imbal hasil yang ditawarkan cukup menarik karena tujuan awalnya adalah untuk menabung. Kemudian ditambah lagi berinvestasi Sukuk Ritel ini membuatnya bangga karena turut serta membantu negara membangun negeri.

“Terus juga ingin bantu pembangunan negara sih. Merasa bangga aja berpartisipasi dalam pembangunan negara yang dibiayai sukuk,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis dikutip pada Minggu (7/3/2021).

Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menerbitkan SR014 sebagai SBN ritel kedua pada 2021. SR014 atau Sukuk Ritel seri SR014 ini merupakan SBN yang berdasarkan prinsip syariah yang menawarkan imbal hasil sebesar 5,47 persen yang merupakan tingkat tetap atau fixed rate.

Pembayaran imbal hasil atau kupon akan dilakukan rutin setiap bulan dan pembayaran pertama jatuh pada 10 April 2021, memiliki tenor 3 tahun dengan jatuh tempo 10 Maret 2024. Seri sukuk ritel ini berbentuk tanpa warkat dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder setelah berakhirnya masa minimum holding period per 11 Juni 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper