Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Tersungkur, IHSG Ikut Melemah Pagi Ini

IHSG terpantau melemah 0,47 persen atau 29,67 poin ke level 6.347,09 pada pukul 09.04 WIB, setelah dibuka terkoreksi 0,34 persen di posisi 6.355,38.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari Kamis (4/3/2021) di zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg,IHSG terpantau melemah 0,47 persen atau 29,67 poin ke level 6.347,09 pada pukul 09.04 WIB, setelah dibuka terkoreksi 0,34 persen di posisi 6.355,38.

Pada perdagangan Rabu (3/3/2021), IHSG ditutup menguat 0,28 persen atau 17,55 poin ke level 6.376,76.

Pada awal perdagangan, tercatat 5 saham menguat, 21 melemah, dan 691 saham lainnya masih belum bbergerak.

Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa saham lainnya di Asia yang juga memerah. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing terkoreksi 1 persen dan 1,55 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,12 persen dan Shanghai Composite China terkoreksi 0,96 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,9 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia mendapat tekanan lanjutan menyusul kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat, yang juga membuat Wall Street anjlok.

Aksi jual obligasi Treasury AS telah mengguncang pasar seluruh dunia di tengah peringatan optimisme investor yang berlebihan di saham. Pembuat kebijakan juga masih tampak enggan untuk turun tangan membeli obligasi dengan tenor yang lebih lama.

"Obligasi tidak diragukan lagi mendorong narasi makro saat ini. Konsolidasi yang saat ini sedang berlangsung dalam suku bunga global telah menarik perhatian para investor dan pembuat kebijakan moneter." Kata ahli strategi BMO Capital Markets Ian Lyngen, seperti dikutip Bloomberg.

Fokus investor kini beralih ke komentar dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengatakan pada hari Rabu bahwa memilki pandangan yang sama bahwa kenaikan imbal hasil baru-baru ini masih cukup sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper