Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN WIKA Kaji IPO Anak Usaha Produsen Aspal

Anak usaha WIKA dari bisnis downstream yang akan dibawa ke pasar modal yaitu PT Wika Bitumen lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyiapkan satu lagi aksi go public dari anak usaha.

Kali ini, anak usaha dari bisnis downstream yang akan dibawa ke pasar modal yaitu PT Wika Bitumen lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan opsi IPO itu masih dievaluasi. “Kita lihat nanti peluangnya apakah bisa di 2022,” kata Mahendra kepada Bisnis, Kamis (4/3/2021).

Adapun, Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengungkapkan Wika Bitumen yang merupakan bisnis pelengkap jasa perseroan akan mendirikan pabrik aspal pada 2021 guna memenuhi permintaan aspal nasional mulai 2023.

“Mulai 2021 kami akan membangun big plant untuk aspal buton dan mulai produksi pada 2023,” kata Agung, Kamis (4/3/2021).

Namun, saat ini nilai investasi disebut masih dalam kajian dan belum dapat diungkapkan.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Wika Bitumen, perseroan berencana mendirikan pabrik untuk fase pertama dengan kapasitas dua kali 100.000 ton per tahun. Pabrik ini ditargetkan rampung pada 2023 dan pabrik fase kedua pun akan dimulai pada tahun yang sama.

Saat ini, perseroan memiliki pabrik Buton Rock Asphaltdi Kabungka dan Lawele, Sulawesi Tenggara. Kapasitas produksi dari pabrik ini tercatat sebesar 250.000 ton per tahun di Kabungka dan 100.000 ton per tahun di Lawele

Agung menyebut pabrik di bawah Wika Bitumen ini pun berpotensi menjalin kerjasama dengan Indonesia Investment Authority (INA).

Dewan Pengawas INA Darwin Cyril Noerhadi mengatakan objek investasi yang akan diinvestasikan oleh Lembaga Penyelenggara Investasi akan dikaji dan dipilih yang mampu memberikan imbal hasil (return) tinggi. Pasalnya, potensi return itu juga yang akan ditawarkan oleh INA kepada investor asing.

“Penting pertama adalah return, investor kan mencari return. Risiko tetap ada, dilihat sejauh mana return kinerja yang sudah beroperasi dalam 2, 3, 5 tahun sejak beroperasi,” kata Darwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper