Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Pasar Nantikan Pertemuan Penting OPEC+, Minyak Mentah Melambung

Pelaku pasar mengantisipasi pertemuan tersebut untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut yang menentukan apakah reli harga minyak pekan lalu akan berlanjut.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin (1/3/2021), menjelang pertemuan OPEC+ yang diperkirakan membahas pengaturan produksi pekan ini.

Pelaku pasar mengantisipasi pertemuan tersebut untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut yang menentukan apakah reli harga minyak pekan lalu akan berlanjut.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kotrak April 2021 menguat 1,64 persen atau 1,01 poin ke level US$62,72 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 10.28 WIB.

Sementara itu, minyak mentah jenis Brent untuk kontrak Mei 2021 terpantau menguat 1,68 persen atau 1,08 persen ke level US$65.,60 per barel.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+, akan mengadakan pertemuan pada Kamis (4/3/201) dan akan memulihkan pasokan yang sebelumnya dipangkas.

Di sisi lain, seberapa besar pasokan akan dipulihkan masih menjadi tanda tanya. Menteri Energi Arab Saudi meminta produsen untuk tetap berhati-hati. Selain itu, pelemahan dolar AS juga turut mendorong harga.

Selain pengurangan pasokan OPEC+, pemulihan minyak telah didorong oleh permintaan dari China serta stimulus di negara-negara ekonomi teratas. Data pada akhir pekan menunjukkan sementara pemulihan China melambat pada Februari, namun tetap di wilayah ekspansif. Selain itu, pertumbuhan di India juga tercatat pada kuartal terakhir.

Di Amerika Serikat, paket stimulus senilai US$1,9 triliun dari Presiden Joe Biden semakin nyata setelah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.

Pemangkasan produksi oleh Arab Saudi, prospek permintaan yang membaik, dan popularitas komoditas yang semakin meningkat sebagai aset lindung nilai terhadap kenaikan inflasi telah mendorong harga minyak lebih tinggi tahun ini.

Ada serangkaian permintaan bullish dalam beberapa pekan terakhir yang memprediksi bahwa reli akan berlanjut karena kenaikan konsumsi melampaui kecepatan respons produsen, sementara pemeliharaan di ladang minyak lepas Laut Utara diperkirakan mengurangi pasokan.

Kepala analis pasar di CMC Markets Asia Pacific Michael McCarthy mengatakan pertemuan OPEC+ sangat penting dan dinantikan oleh pelaku pasar dengan ekspektasi positif.

“Pasar dapat tetap positif dengan dalam menghadapi sedikit peningkatan produksi OPEC+. Jika ada kenaikan besar maka bisa mengurangi outlook dalam jangka pendek,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper