Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebulan Terakhir, Harga Emas 24 Karat Antam Terjun Bebas

Harga emas 24 karat Antam turun hampir 4 persen dalam sebulan terakhir. Adapun harga buyback sudah anjlok 5 persen.
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas 24 karat cetakan PT Aneka Tambang Tbk. anjlok dalam sebulan terakhir. Banderol emas Antam melorot seiring dengan penurunan harga emas dunia.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, harga emas Antam pada 30 Januari 2021 untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp954.000. Sementara itu hari ini, 29 Februari 2021, emas 24 karat Antam untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp917.000. Dengan demikian, harga emas ukuran 1 gram dalam sebulan terakhir turun Rp37.000 atau setara 3,8 persen. 

Sejalan dengan penurunan jual emas, harga buyback juga turun. Per akhir Januari 2021, harga buyback emas Antam mencapai Rp836.000 per gram. Adapun hari ini terpantau Rp794.00, turun Rp42.000 atau 5 persen dari posisi akhir pekan lalu.

Harga emas di sisi lain juga melandai. Pada akhir Januari 2021 lalu, harga emas berjangka Comex masih berada di level US$1.850 per troy ounce. Adapun pada akhir Februari 2021, emas Comex terjun bebas ke level US$1.728 per troy ounce.

Penurunan harga emas tidak terlepas dari tren penguatan imbal hasil obligasi AS. Bulan ini, imbal hasil obligasi AS sempat menyentuh angka 1,45 persen, tertinggi dalam setahun terakhir. 

“Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS bersama dengan dolar AS yang bergerak lebih tinggi  adalah resep yang sangat buruk untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities seperti dikutip dari Antara.

Untuk diketahui, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun telah meningkat lebih dari 50 basis poin sepanjang tahun ini. Kenaikan itu mengikis status emas sebagai lindung nilai inflasi sehingga investor memilih untuk melepas aset emas karena tidak memberikan imbal hasil.Sebelumnya Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan harga emas menyusul rotasi minat investor menuju aset berisiko karena harga logam mulia ini cenderung mencatat kinerja rendah.

Australia & New Zealand Banking Group Ltd. mengatakan, meskipun imbal hasil yang lebih tinggi telah menekan pergerakan harga emas, kenaikan inflasi dan pelemahan dolar AS akan membuat harga naik tahun ini.

Mereka memperkirakan harga emas kembali menyentuh US$2.000 per troy ounce pada paruh kedua tahun ini. "Kami memperkirakan harga emas akan diperdagangkan sideways untuk kuartal berikutnya atau lebih karena aksi jual obligasi berlanjut dan investor memainkan perdagangan reflasi menuju aset berisiko," kata analis komoditas ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper