Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bakal Menguat Terbatas, Saham BMRI, BRIS, BBRI Layak Dicermati

Saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6,223 – 6,312.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan Indeks harga saham gabungan (IHSG) memiliki peluang bergerak menguat terbatas pada perdagangan Kamis (25/2/2021).

Pada perdagangan hari Rabu, 24/02/2021 IHSG ditutup melemah sebesar 21 poin atau sebesar 0,35% menjadi 6,251. Sektor industri dasar, pertambangan, aneka industri, perdagangan, industri konsumsi, infrastruktur, properti bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Sementara investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp301 miliar

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6,223 – 6,312," ujar Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus melalui risetnya Kamis (25/2/2021).

Adapun terdapat tiga saham sektor perbankan yang menjadi Stock Watch Pilarmas untuk perdagangan hari ini seperti BMRI, BRIS, dan BBRI.

Selain itu, terdapat sentimen yang dapat mempengaruhi IHSG, salah satunya pemberian relaksasi PPnBM. Pelaku usaha meyakini relaksasi PPnBM serta diskon uang muka untuk kendaraan bermotor dapat memberikan dampak pada naiknya daya beli.

Hal ini tentu berpengaruh pada produktivitas dan juga aktivitas industri dimana penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat menjadi solusi turunnya angka pengangguran.

Sepanjang tahun lalu, penjualan wholesales kendaraan bermotor berbagai kategori hanya mencapai 532.407 unit, turun signifikan dibandingkan dengan penjualan sepanjang 2019 yang menembus 1,03 juta unit.

Dengan adanya stimulus tersebut dan pemulihan bertahap yang juga didukung distribusi dari vaksin diharapkan pada tahun 2021 penjualan dapat mencapai 750.000 unit.

"Secara garis besar kami melihat kehadiran relaksasi PPnBM dan DP 0 persen berpotensi mengurangi penjualan kendaraan bermotor yang menjadi target kebijakan pada Februari," katanya.

Di lain sisi, pihaknya memperkirakan penjualan pada kuartal I 2021 belum bisa tumbuh lebih baik dibandingkan dengan kuartal I/2020, tetapi berpeluang lebih baik dibandingkan kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020.

"Penjualan kendaraan bermotor merupakan salah satu ujung tombak juga khususnya untuk sector otomotif dan manufaktur. Saat ini perekonomian masih belum pulih, daya beli masih akan menghantui," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper