Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Panas, Harga Minyak WTI Dekati US$63 Per Barel

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (23/2/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat naik mendekati level US$63, yakni ke level US$62,74 per barel di New York Mercantile Exchange.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia terus melanjutkan relinya seiring dengan prospek kelangkaan yang akan dihadapi pada tahun ini.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (23/2/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat naik mendekati level US$63, yakni ke level US$62,74 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak April 2021 juga naik hingga 1,9 persen ke posisi US$66,46 di ICE Futures Europe.

Reli harga minyak yang berlangsung pada tahun ini salah satunya ditopang oleh kebijakan salah satu negara produsen minyak dunia, Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi melakukan pemangkasan tambahan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari untuk periode Februari dan Maret.

Selain itu, prospek kelangkaan minyak pada tahun ini juga semakin melambungkan harga minyak. Dalam laporannya, Morgan Stanley menyebutkan, pasar minyak pada kuartal ini merupakan yang paling ketat sejak tahun 2000 lalu.

Laporan tersebut menyebutkan, pasar minyak dunia mengalami undersupply sebanyak 2,8 juta barel per hari pada tahun ini. Hal ini diyakini akan memicu penguatan harga minyak yang berkelanjutan.

"Harga minyak Brent dapat menembus US$70 per barel pada kuartal III/2021," demikian kutipan laporan tersebut.

Hal senada diungkapkan oleh Global Market Strategist Axi, Stephen Innes. Menurutnya, saat ini pelaku pasar sangat optimistis terhadap outlook harga minyak dunia.

Innes mengatakan, momentum positif di pasar minyak akan berlanjut selama beberapa pekan ke depan.

"Ada lebih banyak optimisme ketimbang ketakutan pada pasar minyak saat ini," katanya dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, Senior Investment Strategist di US Bank Wealth Management Rob Haworth mengatakan, pelaku pasar melihat permintaan minyak dunia akan lebih konstruktif. Mereka juga meyakini mengetatnya pasokan minyak juga akan berimbas pada kenaikan harga.

"Seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan akselerasi vaksinasi, pasar akan mempertanyakan kecukupan pasokan minyak memasuki musim kenaikan permintaan," jelasnya.

Tren positif harga minyak saat ini juga terjadi jelang pertemuan OPEC+ terkait penambahan produksi minyak harian. Jelang pertemuan tersebut, dua negara produsen utama minyak, Arab Saudi dan Rusia, memiliki pandangan yang berbeda terkait kelanjutan kebijakan ini.

Pemerintah Arab Saudi meminta para negara anggota OPEC+ untuk tetap waspada menyikapi reli harga minyak. Mereka diprediksi akan memilih untuk tidak menambah output harian minyak dunia. Di sisi lain, Rusia telah mengindikasikan akan menambah produksi minyak hariannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper