Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Didorong Keyakinan Pemulihan Ekonomi

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.092 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS koreksi 0,03 persen menuju 89,98.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Keyakinan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 mendatang berhasil mengangkat rupiah dari zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (23/2/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.092 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS koreksi 0,03 persen menuju 89,98.

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.126 per dolar AS, melemah 28 poin atau 0,19 persen dari posisi kemarin, Senin (22/2/2021) Rp14.098 per dolar AS. Kurs Jisdor juga mencapai level terendahnya sejak 12 Januari 2021 di posisi Rp14.231 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menyebutkan, pergerakan nilai rupiah dipengaruhi oleh optimisme pemerintah terkait perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat(PPKM) secara Mikro akan menekan laju penyebaran Covid-19. Hal tersebut akan memicu perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pda kuartal I/2021.

Selain itu, vaksinansi yang gencar dilakukan pemerintah juga akan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan WHO yang mencanangkan kemungkinan besar di tahun 2022 pandemi virus corona sudah mampu dibasmi.

Ia melanjutkan, gelontoran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang cukup besar di awal tahun 2021 sebesar Rp700 triliun dinilai mulai berdampak positif. Hal tersebut terlihat dari tingkat konsumsi masyarakat yang mulai pulih.

Sementara itu, dari luar negeri, investor menunggu pernyataan dari Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terhadap meningkatnya kekhawatiran inflasi, dan menimbang prospek paket stimulus AS yang besar mendekati persetujuan.

Laporan tengah tahun Powell di Komite Perbankan Senat pada dua hari mendatang akan dipantau untuk panduan kebijakan lebih lanjut dan pernyataanya terhadap pemulihan. Sementara itu, Komite Anggaran DPR mengajukan undang-undang bantuan pandemi senilai US$1,9 triliun dari Presiden Joe Biden, menetapkannya untuk disahkan oleh majelis rendah pada akhir minggu ini.

Selain itu, pasar kembali fokus pada ekspektasi inflasi yang meningkat dan potensi stimulus ekonomi yang besar. Kenaikan emas pada hari Jumat dan Senin datang ditengah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah pada level tertinggi dalam satu tahun.

Kenaikan imbal hasil tersebut mengurangi daya tarik aset tanpa bunga. Di sisi lain, kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas juga telah terpantau mencatatkan outflow.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.050 hingga Rp14.120 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper