Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Medco hingga Grup Bakrie, Saham Migas Tersulut Lonjakan Harga Minyak

Harga minyak dunia WTI melonjak hingga tembus US$61,49 per barel atau naik hampir 4 persen. Sejumlah investor tampak memburu saham-saham migas karena kenaikan harga minyak dinilai bisa berdampak positif terhadap kinerja emiten.
Salah satu lokasi aktivitas bisnis PT Energi Mega Persada Tbk/Energi-mp.com
Salah satu lokasi aktivitas bisnis PT Energi Mega Persada Tbk/Energi-mp.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham di sektor minyak dan gas atau migas kompak menguat seiring dengan lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dinilai bakal memberikan dampak positif terhadap kinerja emiten.

Mengutip Bloomberg, harga minyak dunia WTI melonjak hingga tembus US$61,49 per barel menguat 3,8 persen. Harga minyak Brent kontrak April 2021 juga menguat 3,7 persen menuju US$65,24 per barel.

Harga minyak melonjak lantaran pedagang dan bank investasi melihat pasokan global mengetat dengan cepat sebagai tanggapan atas pemulihan yang dipimpin vaksinasi musim panas ini.

Bahkan, Goldman Sach Group Inc. melihat Bret dapat mencapai US$75 per barel karena konsumsi terus pulih lebih cepat daripada pasokan dari OPEC+ dan minyak serpih.

Sejumlah emiten saham sektor migas pun melonjak. Pada perdagangan Selasa (23/2/2021), saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami kenaikan harga saham 2,86 persen atau 20 poin di level 720 hingga perdagangan sesi pertama. 

Saham emiten PT Elnusa Tbk (ELSA) menyusul dengan peningkatan 3,96 persen atau 16 poin di level 420. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga mengalami peningkatan harga saham 1,16 persen atau 40 poin pada level 3.490.

Selanjutnya, emiten saham penunjang migas PT Radiant Utama Intensco Tbk. (RUIS) mengalami kenaikan harga saham hingga 6,40 persen atau 16 poin bergerak ke level 266. Hal yang sama juga dialami emiten PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX). Harga saham APEX bergerak ke zona hijau meningkat 1,98 persen atau 10 poin  pada 515

Tidak ketinggalan, saham emiten PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga bernasib sama dengan peningkatan harga saham 5,22 persen atau 6 poin pada level 121

Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan apabila harga minyak sustain terus di tingkat tinggi atau di atas US$75 mungkin akan memberatkan sektor-sektor yang memakai minyak mentah dan turunan sebagai bahan energi atau bahan baku, seperti sektor transportasi, petrochemical, dan industrial.

Meski demikian,lanjutnya, emiten yang signifikan memakai komoditas tersebut biasanya juga melakukan hedging untuk mitigasi agar tidak terlalu terdampak pada fluktuasi harga komoditas. 

"Emiten pada sektor tersebut bisa saja memitigasi hal tersebut dengan pass on cost  ke konsumen, jika tidak mampu maka akan memberatkan kinerja mereka," katanya kepada Bisnis Selasa (23/2/2021).

Sementara emiten yang diuntungkan dengan melonjaknya harga minyak dunia adalah produsen atau penambanga minyak seperti MEDC melalui peningkatan harga jual.

"Dan dapat berdampak juga pada peningkatan harga komoditas lain yang diperlukan oleh industri seperti batubara, nikel, tembaga dll, sehingga akan berdampak positif juga pada emiten sektor komoditas lain," katanya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan terapresiasinya harga minyak berhasil menjadi stimulus saham-saham emiten minyak. "Tentu saja penguatan minyak ini akan berdampak positif bagi ELSA, MEDC, dan AKRA,"katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper