Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terdepresiasi 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.025,00 per dolar AS. Adapun pada penutupan sebelumnya rupiah parkir di level Rp. 14.020.
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis pada perdagangan Kamis (18/2/2021), setelah Bank Indonesia memutuskan pemangkasan suku bunga.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terdepresiasi 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.025,00 per dolar AS. Adapun pada penutupan sebelumnya rupiah parkir di level Rp. 14.020.

Rupiah mengalami pelemahan bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Baht Thailand dan rupee India sama-sama turun tipis, masing-masing terdepresiasi 0,04 persen dan 0,03 persen.

Kemudian yuan China turun 0,21 persen dan ringgit Malaysia turun 0,22 persen. Dolar Singapuran dan dolar Hongkong juga ikut memerah.

Sebaliknya, dolar Taiwan malah naik 0,16 persen diikuti dolar Singapura yang naik tipis 0,02 persen. Penguatan juga dialami won Korea yang menguat tipis 0,02 persen. Sementara dolar Hongkong 0 persen.

Direktur TFRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar menguat menyusul kenaikan back-to-back pertama dalam dua pekan. Ini didorong data AS yang optimis yang dirilis pada hari Rabu memberikan dorongan pada greenback.

“Data AS yang positif terus meningkatkan harapan bahwa negara itu akan melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari COVID-19 daripada rekan-rekan globalnya,” katanya dalam publikasi harian, Kamis (18/2/2021)

Selain itu, kemajuan juga sedang dibuat pada paket stimulus US$1,9 triliun yang diusulkan AS, dengan Presiden Joe Biden bertemu para pemimpin buruh pada hari Rabu untuk mencari dukungan.

Di sisi bank sentral, Federal Reserve AS merilis risalah dari pertemuan kebijakan Januari pada hari Rabu. Risalah tersebut mengindikasikan bahwa bank sentral bersedia melanjutkan kebijakan moneter akomodatifnya untuk meningkatkan pemulihan ekonomi AS.

Sementara itu, dari dalam negeri krisis ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19 memperlembar jurang antara negara-negara di kawasan Asia, khususnya negara berkembang salah satunya Indonesia.

“Indonesia saat ini sedang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan yang terjadi saat ini. Bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2021 ini pun dikhawatirkan masih terkontraksi,” tutur Ibrahim.

Kemudian, yang terbaru Bank Indonesia dalam pertemuan sore ini mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021 yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper