Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Produksi, Indika Energy (INDY) Tambah Belanja Modal

Indika Energy menargetkan peningkatan produksi batu bara pada 2021 ini, sekaligus mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk berbagai lini bisnisnya.
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengalokasikan belanja modal sebesar US$130,7 juta pada 2021, lebih tinggi dibandingkan US$100 juta pada 2020.

Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando menuturkan pihaknya menargetkan peningkatan produksi batu bara pada 2021 ini, sekaligus mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk berbagai lini bisnisnya.

"Kami menganggarkan belanja modal atau capex di tahun 2021 sebesar US$130,7 juta," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (17/2/2021).

Dengan estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS, capex tersebut setara dengan Rp1,83 triliun. Dengan alokasi utama sebesar US$80 juta atau setara Rp1,12 triliun untuk kebutuhan PT Petrosea Tbk. (PTRO).

Selanjutnya, sebanyak US$ 14,3 juta atau setara Rp200,48 miliar untuk Interport, dan US$12,9 juta atau setara Rp180,85 miliar untuk PT Kideco Jaya Agung.

Selain itu, Indika Energy menargetkan produksi batubara mencapai 31,4 juta ton pada 2021 ini. Target konstribusi masing-masing anak usaha yakni PT Kideco Jaya Agung sebesar 30 juta ton, sementara PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sejumlah 1,4 juta ton.

Jumlah tersebut sedikit meningkat dari target pada 2020, dimana INDY mematok target produksi sebesar 30,95 juta ton dari dua anak perusahaannya.

Di sisi lain, pelarangan impor batu bara yang dilakukan China terhadap Australia dinilai dapat menjadi momentum positif untuk emiten-emiten Indonesia di sektor ini pada tahun 2021.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, prospek saham sektor batu bara pada tahun 2021 cukup positif. Salah satu faktor pendukung kinerja perusahaan-perusahaan batu bara adalah kebijakan China yang melarang impor komoditas ini dari Australia.

“Perusahaan di Indonesia bisa memanfaatkan potensi tersebut untuk meningkatkan kinerja ekspor batubara ke China,” katanya saat dihubungi Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper