Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terus Nyungsep, Bisa di Bawah Rp800.000 per Gram?

Analis memproyeksi penurunan harga emas bisa berlanjut ke level US$1.600 per ounce. Harga emas melemah seiring dengan prospek pemulihan ekonomi seiring dengan program vaksinasi di seluruh dunia.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. /logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. /logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksinasi yang dilakukan di berbagai negara untuk meredam pandemi Covid-19 meredupkan kilau emas

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Februari 2021 anjlok 1,28 persen secara harian ke level US$1.788,10 per ounce. Bahkan analis memproyeksi penurunan tersebut masih akan terjadi hingga level terendah US$1.600 per ounce.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas global kemungkinan bisa menyentuh level terendah pada US$1.600 per ounce pada kuartal II/2021 atau kuartal III/2021.

Menurutnya, pada saat harga emas menyentuh level US$1.600 per ounce, mata uang rupiah akan tembus di level Rp13.500 per dolar AS.

"Kalau seandainya rupiah tembus Rp13.500, diperkirakan harga emas bisa mencapai Rp795.000 per gram. Kemungkinan ini terjadi pada kuartal II atau kuartal III," kata Ibrahim dihubungi Bisnis Rabu (17/2/2021).

Oleh karena itu, Ibrahim merekomendasikan kepada investor apabila ingin membeli emas pada periode kuartal tersebut di mana logam mulia menyentuh harga Rp795.000 per gram.

"Kalau sekarang mau melakukan pembelian ya bisa saja. Tapi kalau mau untungnya lebih besar membeli pada saat harga emas internasional di level US$1.600," ujarnya.

Dia mengatakan fluktuasi harga emas tersebut saat ini dipengaruhi oleh membaiknya ekonomi Amerika Serikat yang menyebabkan indeks dolar mengalami kenaikan. Apalagi Presiden AS Joe Biden akan mempersiapkan vaksin untuk 200 juta masyarakat AS.

Dengan begitu, kilau emas juga  kurang menarik bagi pelaku pasar dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih cepat.  Untuk itu, lanjutnya, pelaku pasar akan beralih ke obligasi dan saham. "Obligasi dan saham saat ini dijadikan sebagai panutan utama bagi pelaku pasar,"jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper