Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Katalis Positif, Rupiah Diprediksi Terus Menguat

Untuk pergerakan nilai tukar rupiah tidak terlepas dari memburuknya kinerja data ekonomi Amerika Serikat. Jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu yang berakhir 6 Februari 2020 tercatat sebanyak 793.000 klaim, atau lebih tinggi dari beberapa konsensus proyeksi.
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir katalis positif, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan awal pekan, Senin (15/2/2021). Rupiah terus menguat di level Rp13.900.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan hari ini nilai tukar rupiah menguat 62,5 poin atau 0,45 persen ke level Rp13.910 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di level Rp13.902,5 - Rp13.972,5.

Adapun secara tahun berjalan atau year to date, rupiah berhasil menguat 1 persen jika dibandingkan dengan nilai tukar awal tahun. Hingga pukul 16.07 WIB, indeks dolar melemah 0,17 persen ke level 90,317.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menuturkan pergerakan nilai tukar rupiah tidak terlepas dari buruknya kinerja data ekonomi Amerika Serikat (AS) serta katalis positif dalam negeri.

"Untuk pergerakan nilai tukar saya kira tidak terlepas dari memburuknya kinerja data ekonomi Amerika Serikat. Jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu yang berakhir 6 Februari 2020 tercatat sebanyak 793.000 klaim, atau lebih tinggi dari beberapa konsensus proyeksi," ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).

Selain itu, sentimen konsumen juga menunjukkan penurunan menjadi 76,2 pada Februari ini, dari bulan sebelumnya 79, dan menjadi yang terendah sejak Agustus 2020 lalu. Hal ini kemudian menjadi pendorong melemahnya nilai tukar dolar AS.

Dari dalam negeri, data neraca perdagangan yang surplus juga menjadi sentimen terhadap pasar keuangan Indonesia terbukti dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang ditutup menguat 0,77 persen.

"Untuk besok saya kira, nilai tukar rupiah akan sideway di kisaran Rp13.910 per dolar AS, faktor pendukungnya masih didorong oleh konsolidasi mata uang dolar AS dan di dalam negeri beragam insentif pemerintah seperti misalnya PPnBM, relaksasi down payment kendaraan dan juga rumah yang dikeluarkan OJK akan mendorong sentimen pemulihan ekonomi yang lebih cepat," paparnya.

Sementara itu, tantangannya masih berupa penanganan kasus Covid-19 yang masih belum optimal hingga saat ini sehingga masih berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper