Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nonresiden Kembali, Lelang SUN Semarak Lagi

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menjelaskan target maksimal yang ditetapkan pemerintah pada lelang SUN, Selasa (16/2/2021), senilai Rp52,2 triliun kemungkinan besar tercapai.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Penawaran masuk untuk lelang Surat Utang Negara (SUN) pekan depan diperkirakan bisa kembali mencapai level Rp80 triliun—Rp90 triliun. Hal itu didorong oleh investor nonresiden yang akan terus masuk ke pasar obligasi domestik.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menjelaskan target maksimal yang ditetapkan pemerintah pada lelang SUN, Selasa (16/2/2021), senilai Rp52,2 triliun kemungkinan besar tercapai.

“Sepertinya bisa oversubscribe sekitar 2—3 kali dengan melihat historis lelang sejak awal tahun. Penawaran masuk bisa sampai Rp80 triliun—Rp90 triliun,” kata Fikri kepada Bisnis, Minggu (14/2/2021).

Pada lelang SUN perdana yang diadakan pada 5 Januari 2021, pemerintah berhasil menghimpun penawaran sebesar Rp97,168 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp41 triliun.

Jumlah penawaran kemudian mengalami penurunan pada lelang edisi 19 Januari 2021. Kala itu, pemerintah mengumpulkan penawaran sebanyak Rp55,294 triliun dan menyerap Rp24,25 triliun diantaranya.

Pada lelang terakhir 2 Februari lalu, jumlah penawaran yang masuk mengalami perbaikan setelah pemerintah menghimpun Rp83,79 triliun. Dari angka tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp35 triliun.

Fikri melihat kontribusi investor asing pada lelang pekan lalu menjadi penambah daya penawaran masuk di lelang SUN. “Minggu lalu investor asing lumayan banyak yang masuk, dan mungkin masih bisa bertambah lagi,” ujar Fikri.

Selain itu, Fikri menilai lelang SUN juga akan tetap diramaikan oleh investor domestik yang memang sudah banyak masuk bahkan sejak masa awal.

Adapun, distribusi dan efektivitas vaksin Covid-19 disebut masih menjadi faktor utama yang dicermati di pasar SUN saat ini. Kenaikan kasus Covid-19 pada beberapa pekan ini dikhawatirkan bakal membuat proses pemulihan ekonomi tidak secepat yang diperkirakan sebelumnya.

Di sisi lain, Fikri menunjukkan juga ada risiko yang datang dari global seperti kenaikan tensi antara Amerika Serikat dan China terkait teknologi dan kasus di Hong Kong. “Di samping juga segi kenaikan yield Treasury AS juga akan jadi perhatian, sepertinya masih akan membuat yield SUN Indonesia naik sehingga mungkin jumlah yang diserap relatif lebih terbatas,” tutur Fikri.

Senada, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto juga meyakini target maksimal yang dibidik pemerintah pada lelang pekan ini akan tercapai. “Lelang terakhir mulai rebound dengan incoming bids asing juga meningkat. Menurut saya masih akan terpenuhi,” ujar Fikri.

Berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan RI per 10 Februari 2021, investor asing membukukan beli bersih atau net buy senilai Rp18,29 triliun sejak awal tahun. Kini kepemilikan investor nonresiden di SBN rupiah yang dapat diperdagangkan senilai Rp994,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper