Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Neraca Dagang Surplus, IHSG Ditutup Menguat ke 6.270

Pada akhir sesi II, IHSG naik 0,77 persen atau 47,8 poin menjadi 6.270,32. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.244,38-6.283,42.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Senin (15/2/2021) selepas Libur Imlek 2021 dan rilis data ekonomi neraca perdagangan.

Pada akhir sesi II, IHSG naik 0,77 persen atau 47,8 poin menjadi 6.270,32. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.244,38-6.283,42.

Terpantau 299 saham menguat, 182 saham merah, dan 160 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp11,88 triliun, dengan aksi jual asing sejumlah Rp688,99 miliar jelang penutupan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell Rp512,9 miliar. Saham ASII masih naik 1,71 persen menuju Rp5.950.

Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan net sell Rp160,4 miliar. Saham BBCA turun 1,16 persen menuju Rp34.000.

Adapun, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling diburu asing dengan net buy Rp108,6 miliar. Saham BBRI naik 0,64 persen menjadi Rp4.710.

Di jajaran top gainers, saham PT MNC Land Tbk. (KPIG) naik signifikan 34,31 persen menjadi Rp137. Saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. (BANK) menguat 24,83 persen ke level Rp905.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik melaporkan neraca perdagagan Indonesia pada Januari 2021 mengalami surplus sebesar US$1,96 miliar.

Surplus ini didapatkan dari pengurangan nilai ekspor yang mencapai sebesar US$15,30 miliar dan impor sebesar US$13,34 miliar pada periode Januari 2021.

Jika dibandingkan dengan Desember 2020, nilai surplus pada Januari mengalami penurunan, di mana surplus saat itu tercatat sebesar US$2,1 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan pada periode tersebut kinerja ekspor mengalami penurunan sebesar 7,48 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), disebabkan oleh penurunan ekspor migas sebesar 13,24 persen dan ekspor nonmigas turun 7,11 persen.

Sementara itu, secara tahunan, nilai ekspor justru mengalami peningkatan yang tinggi, yaitu sebesar 12,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kenaikan ekspor ini terjadi karena adanya peningkatan eskpor migas 8,30 persen dan nonmigas naik lebih tinggi 12,49 persen,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/2/2021).

Sebelumnya Head of Research Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG bergerak menguji level resistance rata-rata 20 hari sebagai konfirmasi penguatan di kisaran 6.192. Dia menambahkan, indikator Stochastic menjenuh akibat pergerakan yang cenderung berfluktuatif pada pekan lalu.

Kemudian indikator Relative Strength Index (RSI) masih memberikan signal momentum penguatan. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) bergerak positif.

Secara teknikal IHSG berpotensi alami lanjutan penguatan yang terbatas,” tulisnya dalam laporan riset harian, Senin (15/2/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper