Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indofarma (NAF) Targetkan Kontribusi Alat Kesehatan Naik 55 Persen

Dalam satu shift pabrik milik perseroan sudah mampu memproduksi hingga 500.000 pcs alat rapid test Covid-19. 
Melalui Yayasan BUMN untuk Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir bersama Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menyerahkan secara simbolis Mobile Diagnostic Real Time PCR dari PT Indofarma Tbk kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta (16/11/2020). /Indofarmarn
Melalui Yayasan BUMN untuk Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir bersama Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menyerahkan secara simbolis Mobile Diagnostic Real Time PCR dari PT Indofarma Tbk kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta (16/11/2020). /Indofarmarn

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofarma Tbk. menargetkan kontribusi pendapatan alat kesehatan (alkes) tahun ini meningkat sekitar 55 persen dari tahun lalu yang berkisar 48 persen. 

Hal itu akan didorong oleh produksi alkes baik untuk penanganan Covid-19 maupun yang tidak berkaitan.

Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan tahun lalu kinerja alkes sangat luar biasa terutama memang disokong oleh produk rapid diagnosis.

 Menurutnya, dalam satu shift pabrik milik perseroan sudah mampu memproduksi hingga 500.000 pieces alat rapid test Covid-19. 

"Kami sudah develop rapid antibodi dan antigen. Kemudian untuk mobile diagnostic juga saat ini permintaan terus ada, kami sudah menjual hampir 20 mobile," katanya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).

Arief menyebut mobile diagnostic akan terus diproduksi sesuai dengan permintaan yang ada. Adapun mobile diagnostic real time PCR adalah alat pengetesan Covid-19 seharga Rp6 miliar dengan kapasitas tes yang bisa dilakukan sebanyak 200-250 per hari. 

Dengan mobile diagnostic tersebut, perseroan memungkinkan harga untuk setiap test PCR sekitar Rp500.000-Rp600.000. Hasil test pun dapat diterima dalam 24 jam. 

Arief mengemukakan pada setiap mobile diagnostic perseroan memfasilitasi RT PCR dengan ekstraksi asam nukleat dan fasilitas pressure negative. Saat ini, Indofarma pun mampu memproduksi 10 unit per bulan.

"Sejauh ini mobile diagnostic banyak diminati Pemerintah Daerah, Kabupaten, RSUD, dan RS swasta juga sudah ada yang berminat," katanya.

Sisi lain, untuk produksi masker dan APD Arief mengakui saat ini memang terjadi kelebihan pasokan di pasar. Pasalnya, permintaan yang meningkat juga dibarengi dengan pasokan yang terus bertambah lebih tinggi.

Indofarma, lanjut Arief, saat ini memiliki kapasitas produksi masker sebesar 800.000 hingga 1,5 juta per bulan. Sementara untuk APD diproduksi dengan menggandeng UKM sesuai permintaan yang masuk. 

"Untuk APD dan masker kami belum sampai ekspor. Ekspor masih kebanyakan produk farma dan herbal seperti Biovision ke sejumlah negara seperti Afganistan dan Pakistan," ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper