Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Besi Baja Turun, Pangsa Pasar Krakatau Steel (KRAS) Naik Tahun Lalu

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor besi dan baja pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 36 persen menjadi 4,47 juta ton dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 6,96 juta ton.
Karyawan PT Krakatau Steel Tbk. menyelesaikan pembuatan pipa baja disebuah pabrik di Cilegon, Banten. Bisnis
Karyawan PT Krakatau Steel Tbk. menyelesaikan pembuatan pipa baja disebuah pabrik di Cilegon, Banten. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu meningkatkan pangsa pasar pada tahun 2020, didorong oleh upaya pengendalian impor yang dilakukan oleh pemerintah.

Direktur Utama Krakatau Steel Tbk Silmy Karim menyatakan selaku produsen besi dan baja nasional mengapresiasi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian dalam mengendalikan impor baja sehingga impor baja dapat menurun. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor besi dan baja pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 36 persen menjadi 4,47 juta ton dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 6,96 juta ton.

“Peningkatan pangsa pasar Krakatau Steel di tahun 2020, selain didukung peran pengendalian impor oleh Pemerintah, juga karena Krakatau Steel saat ini lebih berdaya saing dengan berhasil menurunkan biaya operasionalnya”, ujar Silmy Karim dalam rilis yang diterima Bisnis.com, Kamis (11/2/2021).

Silmy yang juga menjabat sebagai Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mengatakan penurunan impor besi dan baja di tahun 2020 ini berdampak signifikan terhadap peningkatan kinerja serta utilisasi industri. 

Pangsa pasar produk utama emiten dengan kode saham KRAS tersebut yaitu Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC) naik masing-masing menjadi 45 persen dan 21 persen pada 2020 dibandingkan 35 persen dan 14 persen pada tahun sebelumnya.

Inisiatif efisiensi yang dilakukan Krakatau Steel berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 41 persen dari US$337,5 juta pada tahun 2019, menjadi US$198 juta di tahun 2020. Keberhasilan tersebut mendorong meningkatnya daya saing KRAS di pasar baja domestik. 

Silmy mengatakan penurunan impor besi dan baja di tahun 2020 ini merupakan angin segar bagi industri baja dalam negeri. Hal ini dapat terus berlanjut di tahun 2021 agar upaya peningkatan utilisasi industri besi dan baja nasional dapat segera terwujud.

“Kerja sama yang baik antara Pemerintah dengan industri diharapkan terus meningkat sehingga ikut menopang pembangunan ekonomi Indonesia”, tutup Silmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper