Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Minta Garuda Indonesia (GIAA) Berbenah, Ini yang Harus Diperbaiki!

Menteri BUMN Erick Thohir meminta agar perseroan melakukan perbaikan model bisnis agar dapat lebih efisien dan maksimal mengarungi masa sulit ketika pandemi Covid-19 dan masa pemulihannya.
Menteri BUMN Erick Thohir mendukung penuh keputusan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menghentikan kontrak 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pasalnya, hal tersebut sebagai bagian dari upaya efisiensi di tubuh maskapai nasional tersebut./ Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir mendukung penuh keputusan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menghentikan kontrak 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pasalnya, hal tersebut sebagai bagian dari upaya efisiensi di tubuh maskapai nasional tersebut./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mengungkapkan sejumlah strategi agar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dapat bertahan di tengah pandemi ini. Setidaknya, terdapat tiga strategi yang dilakukan oleh perseroan.

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan cukup bersyukur karena Garuda Indonesia dapat bertahan di tengah berbagai tekanan akibat pandemi Covid-19 yang bahkan membuat Thai Airways gulung tikar.

Pihaknya juga meminta agar perseroan melakukan perbaikan model bisnis agar dapat lebih efisien dan maksimal mengarungi masa sulit ketika pandemi Covid-19 dan masa pemulihannya.

"Review penyewaan pesawat dan ada kasus hukum ini cost sangat besar, ubah bisnis model sesuai situasi Covid-19 dan post Covid-19, salah satunya kargo jadi dorongan baik," urainya dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Menurutnya, dengan peningkatan peran lini bisnis kargo udara membuat kontribusinya terhadap pendapatan emiten bersandi GIAA ini meningkat menjadi 40 persen terhadap pendapatan.

Kedua, selain meningkatkan peran kargo, potensi penerbangan domestik setelah vaksinasi berjalan akan menjadi peluang yang sangat penting. Pasalnya, sebelum pandemi mayoritas atau 90 persen wisatawan berasal dari domestik sehingga penerbangan domestik diprediksi segera bangkit.

"Ini kami lihat juga bagaimana efisiensi penerbangan luar negeri dibandingkan dengan penerbangan lokal, prioritaskan lokal menjadi kunci," urainya.

Selain itu, diperlukan pemetaan yang jelas untuk setiap masing-masing jenis pesawat dan rute yang dilaluinya. Dengan demikian, pesawat yang digunakan dalam satu rute tidak terlalu besar dan malah menyebabkan biaya tidak perlu.

GIAA pun diminta terus melakukan efisiensi melalui negosiasi ulang terhadap aktivitas sewa atau leasing pesawatnya terutama di tengah pandemi Covid-19. Salah satu yang menjadi ramai yakni pemutusan kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ1000 secara sepihak oleh GIAA terhadap pemberi sewanya yakni Nordic Aviation Capital (NAC).

Pesawat tersebut dianggap sebagai beban dalam neraca keuangan GIAA, ketika kondisi operasi normal pun operasi pesawat tersebut membuat perseroan rugi lebih dari US$30 juta per tahun.

"Sebagai perusahaan terbuka jangan sampai pemegang saham dengar dari tempat lain, keputusan ini untuk juga menyelamatkan pemegang saham publik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper