Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Putus Kontrak Sewa Pesawat Bombardier CRJ100, Erick Thohir: Efisiensi di Segala Lini

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan saat ini jajaran Komisaris dan Direksi maskapai bersandi GIAA tersebut sudah sesuai dengan arahan Kementerian BUMN.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mendukung penuh keputusan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menghentikan kontrak 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pasalnya, hal tersebut sebagai bagian dari upaya efisiensi di tubuh maskapai nasional tersebut.

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan saat ini jajaran Komisaris dan Direksi maskapai bersandi GIAA tersebut sudah sesuai dengan arahan Kementerian BUMN. Dengan demikian, upaya yang dilakukan oleh perseroan akan didukung penuh.

"Saya sejak awal arahkan ke manajemen Garuda lakukan efisiensi, karena kondisi Covid-19, ternyata masih berkelanjutan tak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara lain. Efisiensi menjadi kunci, efisiensi di segala lini," katanya dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).

Berdasarkan data yang dipegangnya, GIAA menjadi salah satu perusahaan penerbangan dengan beban leasing atau sewa pesawat paling tinggi di dunia hingga sebesar 27 persen.

Dengan demikian, Erick menegaskan kepada manajemen sangat mendukung upaya mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 kepada Nordic Aviation Capital (NAC) dan mengakhiri kontrak kerja samanya lebih cepat dari jadwal jatuh temponya pada 2027.

"Karena itu saya dengan tegas dan manajemen sangat mendukung kami memutuskan untuk mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ1000 untuk mengakhiri kontrak kepada Nordic Aviation atau yang memang jatuh temponya tahun 2027," katanya.

Selain itu, GIAA juga tengah melakukan negosiasi penyelesaian pembayaran lebih cepat terhadap kontrak financial lease terhadap 6 unit pesawat berjenis sama. Adapun, penyedia financial lease tersebut yakni Export Development Canada (EDC) yang memiliki masa sewa pesawat sampai 2024.

Menurutnya, proses negosiasi penghentian sewa 12 pesawat Bombardier ini sudah terjadi berulang kali antara Garuda Indonesia dan NAC. Sayangnya permintaan dari perseroan tersebut ditolak dalam negosiasi sehingga perseroan memutuskan penghentian secara sepihak terhadap kontrak 12 pesawat tersebut.

"Sayangnya early termination belum mendapatkan respons, sementara proses dengan EDC masih terus berlangsung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper