Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Resmi Resesi, Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat tipis pada perdagangan hari ini, Jumat (5/2/2021). Rupiah menguat di saat BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi.
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (5/2021) di zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.020. Indeks dolar di sisi lain melemah 0,03 persen ke posisi 91,503.

Pada perdagangan Kamis (4/2/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.015 per dolar AS.Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,146 poin atau 0,16 persen ke level 91,317 pada pukul 14.52 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menyebutkan, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh perhatian pasar yang tertuju pada penyebaran Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat.

"Hari ini nilai rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.050 per dolar AS," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/2/2021).

Untuk diketahui, hingga 3 Februari 2021, jumlah pasien positif corona berjumlah 1.111.671 orang. Bertambah 11.984 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Selain itu, dampak ekonomi dari pembatasan sosial berskala besar  begitu terasa. Ekonomi yang 'mati suri' membuat Indonesia mengalami resesi untuk kali pertama dalam lebih dari 20 tahun.

Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal IV/2020 minus 2,19 persen (year on year/yoy). Dengan demikian perekonomian Indonesia berada dalam fase resesi, Adapun secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,42 persen. Sepanjang 2020 secara kumulatif PDB Indonesia mengalami kontraksi minus 2,17 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan pertumbuhan triwulan keempat memang masih mengalami kontraksi 2,19 persen, tetapi jika dibandingkan kuartal sebelumnya, pertumbuhan ini menunjukkan perbaikan.

"Ada perbaikan meski belum sesuai harapan, oleh karena itu kita perlu melakukan evaluasi apa yang perlu diperkuat," ujar Suhariyanto, Jumat (5/2/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper