Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow! Asing Masih Buru Saham-Saham Ini Meski Ekonomi RI Terburuk Sejak Krisis 98

Hingga menjelang akhir sesi I hari ini, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak net buy Rp41,3 miliar.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan hari ini, Jumat (5/2/2021) setelah Badan Pusat Statistik merilis data Produk Domestik Bruto sepanjang 2020.

Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG terpantau menguat 0,14 persen atau 8,98 poin atau 6.116,87 dan telah bergerak dalam kisaran 6.090,98-6.149,97.

Sebanyak 240 saham menguat, 182 saham melemah, sedangkan 174 saham lainnya stagnan. Asing masih membukukkan jual bersih atau net sell sebesar RP162,09 miliar. Di sisi lain, investor asing justru memburu sejumlah saham.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menjadi incaran asing pada hari ini. Hingga menjelang akhir sesi I, saham dengan sandi BBRI ini mencetak net buy Rp41,3 miliar. Namun, saham BBRI terpantau melemah 0,89 persen ke Rp4.450.

Menyusul di belakang BBRI, saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mencatat net buy Rp28,7 miliar dan melonjak 3,23 persen ke level Rp3,520 per saham.

Kemudian, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat net buy Rp15,4 miliar dan menguat 3,58 persen menjelang akhir sesi I. Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencetak net buy Rp12,5 miliar.

Sementara itu, pagi ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada sepanjang 2020 tumbuh minus 2,07 persen.

Realisasi ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02 persen. Kontraksi ekonomi ini dipicu oleh pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi pemerintah yang berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.

Namun, pertumbuhan ini berada di bawah ekspektasi yang dipasang oleh Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) yang sama-sama memperkirakan Indonesia akan tumbuh minus 2,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper