Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Reksa Dana Saham Bikin Deg-degan, Jangan Khawatir Dulu Sobat

Kinerja bursa saham diperkirakan masih akan mendapat tekanan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa IHSG mengalami technical rebound.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana berbasis kelas aset saham kembali menorehkan kinerja negatif sepanjang pekan lalu. Kinerja tersebut sejalan dengan tren indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami tekanan hingga turun 7,05 persen dalam sepekan.

Performa reksa dana saham yang digambarkan dalam Infovesta Equity Fund Index dan reksa dana campuran yang diilustrasikan dalam Infovesta Balanced Fund Index mencatatkan imbal hasil negatif, masing-masing sebesar 6,62 persen dan 3,69 persen.

Infovesta Utama mengatakan, kinerja reksa dana berbasis saham seperti reksa dana saham dan reksa dana campuran mengalami penurunan drastis disebabkan oleh kinerja IHSG yang selama sepekan penuh mengalami koreksi atau pelemahan.

“Sehingga mengerek kinerja pasar saham di awal tahun 2021 ke teritori negatif,” tulis tim riset Infovesta Utama, seperti dikutip Bisnis, Senin (1/2/2021).

Lebih lanjut, Infovesta menyebut euforia pasar saham yang terjadi di awal Januari 2021 sudah priced in sehingga January Effect tidak bertahan lama. Selain itu, terdapat beberapa sentimen negatif baik dari lokal maupun global yang membebani kinerja IHSG sepekan lalu.

Salah satu sentimen dalam negeri perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena kasus Covid Indonesia sudah menembus 1 juta kasus sehingga berpotensi menghambat pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021.

Berikutnya, pemeriksaan kasus BPJS Ketenagakerjaan terkait kasus dugaan 0,27 persen korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi BPJS juga turut memberikan sentimen negatif kepada pasar modal.

Sementara dari sentimen global, stimulus fiskal besar-besaran yang diajukan oleh Joe Biden belum mendapatkan kepastian dimana Biden terbuka untuk menyusun ulang proposal bantuan Covid-19 senilai US$1,9 Triliun sehingga investor masih wait and see menantikan kepastian stimulus yang terancam tertunda.

Selanjutnya, The Fed masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 0-0,25% namun risiko akibat pandemi masih sangat tinggi dalam jangka pendek dan kondisi pandemi semakin mengkhawatirkan sementara proses vaksinasi tidak berjalan dengan cepat.

Infovesta memperkirakan kinerja IHSG selama sepekan ke depan masih akan melanjutkan tren pelemahan dan masih belum ada sentimen positif yang dapat mendorong kinerja IHSG untuk kembali naik tinggi. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa IHSG dapat mengalami technical rebound kecil karena sudah tertekan selama sepekan penuh.

“Melihat pelemahan IHSG ini, investor reksa dana berbasis saham tidak perlu terlalu khawatir karena peluang pemulihan ekonomi di tahun 2021 masih terbuka lebar dan koreksi IHSG diharapkan hanya terjadi dalam jangka pendek untuk kembali mengalami penguatan,” tutup Infovesta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper