Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Masih Tertekan Sentimen The Fed

Harga emas berjangka melemah lagi 7,7poin menjadi US$1.841,2 per ounce pada akhir perdagangan Kamis (28/1/2021) atau Jumat pagi WIB, memperpanjang penurunan untuk hari keenam berturut-turut.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami penurunan./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami penurunan./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global melemah seiring dengan beralihnya investor ke aset aman dolar AS setelah pernyataan Federal Reserve soal proyeksi ekonomi.

Mengutip Antara, harga emas berjangka melemah lagi 7,7 poin menjadi US$1.841,20 per ounce pada akhir perdagangan Kamis (28/1/2021) atau Jumat pagi WIB, memperpanjang penurunan untuk hari keenam berturut-turut.

Investor memilih perlindungan relatif pada dolar AS saat sentimen risiko memudar setelah Federal Reserve AS menyatakan kekhawatiran atas lambatnya pemulihan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, jatuh 7,7 poin atau 0,42 persen menjadi ditutup pada US$1.841,20 per ounce. Sementara emas berjangka untuk pengiriman Februari ditutup 7,0 poin atau 0,40 persen lebih rendah menjadi US$1,837.90.

"Pertemuan (Fed) kemarin tidak berdampak positif pada emas karena, sebelum dan sesudah pertemuan, dolar menguat karena dicari sebagai tempat berlindung yang aman ketika kekhawatiran lain di pasar-pasar keuangan dan itu menekan harga emas," kata Analis Commerzbank, Daniel Briesemann.

The Fed mengatakan laju pemulihan dalam aktivitas ekonomi AS dan pekerjaan telah moderat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi mempertahankan suku bunga acuan dan pembelian obligasi bulanan tidak berubah.

Dolar melayang di dekat level tertinggi satu minggu di sesi sebelumnya setelah aksi jual tajam di Wall Street pada Rabu (27/1/2021) dan dengan ekuitas Eropa mencapai posisi terendah satu bulan pada perdagangan Kamis pagi (28/1/2021).

"Jika Anda mengalami penurunan tajam dalam ekuitas, Anda akan memperkirakan emas turun bersamanya ... yang berarti bahwa cukup sering orang yang melihat kemungkinan margin calls mengumpulkan uang tunai dengan menjual kepemilikan emas mereka," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Penundaan dalam kesepakatan stimulus virus corona AS senilai US$1,9 triliun, yang belum menerima sinyal hijau dari Partai Republik, semakin membebani emas.

"Mungkin (pelaku pasar) menunggu sedikit lebih lama untuk melihat apakah emas bisa mendapatkan kembali rata-rata pergerakan 200 hari atau, jika akan turun lebih jauh ke US$1.800, yang seharusnya menjadi peluang pembelian yang cukup menarik," tambah Briesemann dari Commerzbank.

Emas juga berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa 847.000 orang mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 23 Januari, level terendah dalam tiga minggu.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 53,3 sen atau 2,1 persen, menjadi ditutup pada 25,922 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,6 dolar AS atau 0,61 persen menjadi menetap di 1.072,40 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper