Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geser Hino, Isuzu Dominasi Ekspor Truk & Bus di Terminal Kendaraan IPCC

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk melansir, Isuzu menguasai penanganan bongkar muat ekspor kendaraan di segmen truk dan bus pada 2020.
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. mencatat lonjakan penanganan ekspor kendaraan truk dan bus sebesar 108,51 persen sepanjang 2020. Dua pabrikan asal Jepang menjadi klien utama IPCC di segmen truk dan bus.

Berdasarkan keterangan resmi IPCC, jumlah ekspor truk dan bus yang ditangani perseroan pada 2020 mencapai 4.458 unit. Dari jumlah tersebut, total ekspor truk dan bus merek Isuzu mencapai 3.554 unit atau hampir 80 persen dari total ekspor melalui Terminal Internasional IPCC. 

Angka ekspor Isuzu tersebut menempatkan posisi merek yang terkenal dengan ‘rajanya diesel’ itu sebagai nomor satu untuk ekspor kategori truk/bus menggantikan posisi Hino.Adapun Hino di sepanjang 2020 mengalami penurunan 57,10 persen menjadi 780 unit dari 1.818 unit di sepanjang 2019.

Selain Isuzu, merek Volvo juga mencatat kenaikan ekspor sebesar 47 persen menjadi 25 unit. . Merek Caterpillar juga naik 20,75% menjadi 64 unit di 2020.

Sementara itu, pada kategori alat berat, penanganan kendaraan turun tipis dari 1.879 di 2019 menjadi 1.820 di 2020. Alat berat yang diekspor melalui terminal IPCC dikuasai merek Hitachi sebesar 54,29 persen. Sepanjang 2020, merek ini telah terekspor sebanyak 988 unit atau naik tipis 5,22 persen.

Secara umum, pertumbuhan volume penanganan alat berat sepanjang 2020 masih ditopang peningkatan bongkar muat kategori truk dan bus. Segmen ini menjadi penyeimbang di saat tren Meski dari kategori alat berat yang biasa digunakan untuk industri Pertambangan dan lainnya cenderung lebih rendah di sepanjang 2020 namun, IPCC masih mendapatkan tambahan penanganan alat berat menurun.

“Diharapkan, permintaan akan alat-alat berat dapat kembali meningkat di sepanjang 2021 dengan mengasumsikan kian pulihnya industri pertambangan, perkebunan, kehutanan, hingga konstruksi,” tulis manajemen IPCC,  Jumat (29/1/2021).

Dengan demikian, diharapkan  volume penanganan bongkar muat terhadap Alat Berat yang memiliki tarif penanganan bongkar muat lebih besar dibandingkan dengan CBU dan spareparts dapat kembali meningkat. Hal itu secara langsung akan menopang kinerja IPCC di 2021.

 Manajemen berharap, tahun ini dapat menjadi tahun perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan seperti yang diperkirakan Pemerintah dan sejumlah kalangan sehingga dapat meningkatkan permintaan kembali atas Alat Berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper