Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anomali Kalbe Farma (KLBF), Tetap Bugar Saat Saham Farmasi Terkapar

Saham PT Kalbe Farma Tbk. mencatat koreksi harga saham yang lebih kecil selepas program vaksinasi dimulai pada 13 Januari 2021. Fundamental dan prospek KLBF menjadi faktor yang mendukung dijagokan banyak analis.
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham farmasi yang sempat melesat bergerak antiklimak usai vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021. Seolah melawan arus, saham PT Kalbe Farma Tbk. ternyata tetap melaju di teritori positif

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sebanyak lima saham farmasi mencatat kenaikan gila-gilaan dalam periode 4 hingga 12 Januari 2021. Kelima saham itu adalah PT Indofarma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Phapros Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, dan PT Itama Ranoraya Tbk.

Hingga sehari menjelang vaksinasi dimulai, saham IRRA naik paling tinggi sebesar 117 persen. Empat saham lainnya mencetak kenaikan 51 persen hingga 68 persen. Adapu di periode yang sama, saham Kalbe Farma hanya naik 13,89 persen.

Analis Phillip Securities Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai kenaikan saham sektor farmasi memang sangat signifikan sejak vaksinasi Covid-19 mulai digaungkan oleh pemerintah. Puncaknya, aksi jual pun dimulai sejak Presiden Joko Widodo disuntik vaksin.

"Memang sebelumnya kenaikan saham farmasi sangat signifikan, PER [Price Earning Ratio] dan PBV [price to book value] sudah sangat melambung di luar batas wajar. Jika dilihat dari rasio tersebut saham-saham farmasi ini jauh lebih mahal dari beberapa nama saham-saham big caps yang biasa dihargai premium," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (28/1/2021).

Sekarang mari tengok kondisi lima saham yang mencuat sebelum vaksinasi. Kelima saham tersebut sudah anjlok 38 persen hingga 53 persen dalam periode 13 hingga 28 Januari 2021. Saham KLBF tak luput dari koreksi. Namun, koreksi terhadap saham KLBF lebih rendah dibandingkan kelima saham tadi.

Perbandingan Kinerja Saham Farmasi
Kode EmitenHarga Penutupan 12 Januari 2021Harga Penutupan 28 Januari 2021Perubahan

INAF

6975

3220

-53,83

KAEF

6975

3350

-51,97

PEHA

2640

1240

-53,03

IRRA

3700

1945

-47,43

PYFA

1480

905

-38,85

SIDO

775

720

-7,09

KLBF

1680

1515

-9,82

Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah

"KLBF pertumbuhan kinerjanya stabil dan konsisten, margin yang lebih baik, profitabilitas juga lebih baik dan lebih kuat secara balance sheet," imbuhnya.Anugerah menilai KLBF dan SIDO karena memiliki pertumbuhan yang stabil dan konsisten. Aspek profitabilitas dan posisi neraca keuangan juga lebih baik. Dia merekomendasikan saham SIDO dengan target harga konsensus 870 dan KLBF 1.800. 

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengungkapkan KLBF masih memiliki margin keuntungan yang stabil di tengah pandemi Covid-19.

Margin keuntungan naik di kuartal III/2020. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,49 triliun turun 5.5 persen secara kuartal, dan turun 2,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, laba bersih KLBF tetap naik hingga 8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu katalis positif yang akan mendukung kinerja Kalbe Farma dalah kolaborasi dalam pengembangan vaksin dengan perusahaan asal Korea Selatan. Vaksin GX-19 saat ini tengah melalui uji klinis fase kedua dan diharapkan memperoleh izin penggunaan darurat pada kuartal III/2021.

"Selain itu, kami juga menilai permintaan produk Kesehatan perseron masih cukup positif seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga Kesehatan saat ini. Dengan demikian, proyeksi kami terhadap pertumbuhan pendapatan perseroan di tahun penuh 2020 tumbuh 4,7 persen sementara tahun penuh 2021 yaitu sekitar 5,4 persen," jelas Annisa..

Secara valuasi, Reliance merekomendasikan Overweight untuk saham perseroan dengan target harga sebesar 1.805 per saham dengan cerminan PER tahun penuh 2020 di level 29,8 kali dan tahun penuh 2021 di level 28,3 kali.

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, dari 31 analis, 87,1 persen analis merekomendasikan buy untuk saham KLBF. Sementara itu, sebanyak 12,9 persen analis merekomendasikan holds, dan tidak ada analis yang merekomendasikan sell.

Adapun, target price (TP) hingga 12 bulan ke depan di level 1.804 dengan potensi pengembalian hingga 19,1 persen. Pada perdagangan Kamis (28/1/2021) KLBF ditutup menguat 0,33 persen ke level 1.515, sementara secara year to date (ytd) masih tumbuh positif 10,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper