Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Rapat The Fed, Bursa Saham Asia Menguat

Indeks Topix dan Nikkei 225 terpantau menguat masing-masing 0,18 persen dan 0,43 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,61 persen.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham di Asia menguat pada perdagangan Senin (25/1/2021) karena investor menantikan pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu pekan dan mempertimbangkan prospek stimulus di tengah pandemi yang memburuk.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 terpantau menguat masing-masing 0,18 persen dan 0,43 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,61 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,36 persen dan 0,65 persen, sedangkan indeks Hang Seng naik 1,54 persen.

Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,45 persen setelah regulator obat negara itu menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech COVID-19. Pihak berwenang mengatakan peluncuran bertahap akan dimulai akhir bulan depan.

Dilansir Bloomberg, bursa saham global global turun tipis dari level tertinggi sepanjang masa karena lockdown lanjutan dan tidak meratanya distribusi vaksin. Selain itu, perdebatan mengenai stimulus fiskal AS menyoroti risiko terhadap pemulihan ekonomi.

Investor saat ini tengah berharap Gubernur The Fed Jerome Powell akan memberikan jaminan setelah pertemuan kebijakan hari Rabu bahwa bank sentral tidak akan memangkas pembelian obligasi bulanan senilai US$120 miliar dalam waktu dekat.

Distribusi vaksin adalah kunci untuk keluar dari wabah Covid-19 tetapi tekanan terhadap pasokan terus meningkat. Dalam postingan Facebook, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memprotes keras penundaan distribusi oleh Pfizer Inc. dan AstraZeneca Plc.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Inggris memperingatkan bahwa vaksin mungkin kurang efektif melawan varian baru virus corona.

Hong Kong mencabut penguncian pertamanya, yang memengaruhi ribuan orang selama akhir pekan, setelah pemerintah menyelesaikan pengujian penduduk di daerah itu untuk menahan wabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper