Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Stimulus Imbangi Proyeksi IEA, Minyak Mentah Menguat

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2021 menguat 0,72 persen atau 0,38 poin ke level US$53,36 per barel pada pukul 10.33 WIB.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melanjutkan penguatannya menyusul ekspektasi bahwa pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (20/1/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2021 menguat 0,72 persen atau 0,38 poin ke level US$53,36 per barel pada pukul 10.33 WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Maret naik 0,72 persen ke level US$56,3 di bursa ICE Futures Europe setelah melonjak 2,1 persen pada hari Selasa (19/1).

Calon Menteri Keuangan Janet Yellen meminta anggota parlemen untuk bertindak signifikan terhadap kebijakan stimulus, sehingga dapat memberikan dorongan untuk konsumsi masyarakat.

Selain itu, dolar AS yang lebih lemah juga meningkatkan daya tarik untuk komoditas seperti minyak yang dijual dalam dalam mata uang tersebut.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,137 poin atau 0,15 persen ke level 90,361 pada pukul 10.58 WIB.

Di sisi lain, optimisme investor mereda karena International Energy Agency (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyak global karena lockdown terbaru yang diterapkan sejumlah negara membebani konsumsi.

Badan yang berbasis di Paris tersebut menurunkan perkiraan permintaan untuk kuartal I/2021 ini sebesar 600.000 barel per hari dalam laporan bulanannya.

Pandangan pesimistis IEA adalah validasi dari keputusan Arab Saudi awal bulan ini untuk memotong produksi secara sepihak pada bulan Februari dan Maret.

Hal ini membantu minyak untuk terus menguat tahun ini, seiring dengan melemahnya dolar dan aliran dana ke komoditas sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan percepatan inflasi tahun ini.

Kepala analis pasar global di Axi Stephen Innes mengatakan investor memperkirakan stimulus yang sangat besar di AS yang dapat melemahkan dolar AS. Ini akan menjadi sentimen positif untuk minyak mentah.

Disiplin pasokan OPEC + saat ini yang menyatu dengan fokus menyeluruh pemerintahan Biden pada kesehatan masyarakat dan respons ekonomi terhadap pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa harga minyak bisa naik jauh lebih tinggi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper