Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Beberkan Dampak Presiden AS Joe Biden ke Pasar Modal Indonesia

Pelaku pasar masih akan memantau program-program kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Biden setelah dirinya resmi menjabat. Namun, Biden diyakini dapat menenangkan kondisi pasar.
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden berbicara tentang ekonomi dan laporan kerja Amerika Serikat terakhir tahun 2020 di kantor pusat transisi di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/12/2020)./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden berbicara tentang ekonomi dan laporan kerja Amerika Serikat terakhir tahun 2020 di kantor pusat transisi di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/12/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelantikan Presiden Terpilih AS, Joe Biden pada Rabu (20/1/2021) waktu setempat dinilai akan menjadi katalis positif untuk pasar obligasi dan saham Indonesia. Meski demikian, efek positif tersebut kemungkinan tidak akan langsung dirasakan dalam jangka pendek.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46 tidak akan memberi dampak signifikan terhadap pasar obligasi Indonesia dalam jangka pendek.

Ramdhan mengatakan, pelaku pasar masih akan memantau program-program kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Biden setelah dirinya resmi menjabat. Menurutnya, pasar menaruh harapan yang cukup besar pada Biden untuk menenangkan kondisi pasar.

“Selama pemerintahan Donald Trump, kondisi pasar global, termasuk obligasi, seringkali bergejolak karena beberapa kebijakan seperti perang dagang dengan China ataupun karena komentar-komentarnya” ujar Ramdhan saat dihubungi pada Rabu (20/1/2021).

Ramdhan memperkirakan, gaya kepemimpinan Biden yang lebih tenang akan menghasilkan kondisi yang optimal bagi pasar surat utang, baik di AS maupun di negara lain.

Ia menjelaskan, terpilihnya Joe Biden telah direspon positif oleh pasar dan diyakini akan membawa kebijakan yang lebih akomodatif bagi pasar global, termasuk surat utang Indonesia.

Katalis tersebut, lanjutnya, akan meningkatkan minat investor asing untuk memasuki atau kembali ke obligasi Indonesia. Hal ini terjadi seiring dengan kenaikan permintaan dan likuiditas global yang muncul dari paket stimulus dari Amerika Serikat.

“Daya tarik obligasi Indonesia juga didukung oleh rating yang masih investment grade. Hal tersebut menandakan ketahanan pasar surat utang Indonesia yang telah diguncang pandemi pada tahun lalu,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur CSA Institute Aria Santoso menjelaskan, pelantikan Biden sebagai Presiden AS akan memberikan dampak positif seiring dengan adanya harapan baru bagi pemulihan ekonomi AS. Ia mengatakan, program stimulus berkelanjutan yang direncanakan Biden juga akan berimbas pada perbaikan kondisi ekonomi dunia.

“Stimulus tersebut akan membantu penguatan di industri keuangan dan sektor riil,” katanya, Rabu (20/1/2021).

Selain itu, kebijakan AS dibawah Biden juga diyakini akan berdampak baik bagi pasar saham global, termasuk di Indonesia. Ia menjelaskan, pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Biden akan lebih berfokus pada perbaikan ekonomi yang lebih harmonis dengan mitra dagang Negeri Paman Sam.

Hal tersebut, lanjutnya, akan memberi angin segar bagi pasar-pasar negara berkembang, seperti Indonesia. Pemulihan ekonomi yang lebih merata juga berpotensi mendatangkan modal asing yang lebih banyak ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper