Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi China Dorong Penguatan IHSG

Salah satu faktor yang mampu mendongkrak pergerakan indeks adalah data kinerja PDB China untuk kuartal terakhir 2020 yang sebesar 6,5 persen.
Menlu Retno Marsudi (kanan belakang) dan Menlu Wang Yi (kiri belakang) saat menyaksikan penandatanganan kesepakan antara pihak Indonesia dan China./Kemenlu-Istimewa
Menlu Retno Marsudi (kanan belakang) dan Menlu Wang Yi (kiri belakang) saat menyaksikan penandatanganan kesepakan antara pihak Indonesia dan China./Kemenlu-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya berhasil parkir di zona hijau alias menguat pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (18/1/2021), setelah berkali-kali terjerembab di zona merah.

Indeks komposit terpantau mengawali pergerakannya di zona merah tapi tak lama berhasil merangkak ke zona hijau dan terus mempertahankan posisinya hingga penutupan sesi I selesai, bahkan sempat menyentuh level tertingginya hari ini yakni 6428,31.

Kemudian, di awal perdagangan sesi II IHSG sempat kembali terpeleset. Namun, IHSG dapat kembali bangkit sehingga akhirnya ditutup di level 6389,83 setelah menguat 16,42 persen atau 0,26 persen dari posisi penutupan akhir pekan lalu.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 195 saham menguat, 304 saham memerah, dan 149 lainnya stagnan alias tak bergeming dari posisinya semula.

Kapitalisasi pasar di akhir perdagangan menyentuh Rp7474,43 triliun. Total transaksi yang tercatat hari ini mencapai Rp23,68 triliun dengan aksi jual bersih asing senilai Rp241,67 miliar di seluruh pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan koreksi IHSG di awal perdagangan hari ini memang sudah diprediksi karena secara teknikal ada pola downward dari koreksi IHSG di akhir pekan lalu.

Adapun secara sentimen, Nafan menyebut kenaikan kasus Covid-19 yang terus terjadi masih menjadi pemberat laju indeks di awal perdagangan hari ini. Namun, seiring berjalannya hari muncul sentimen baru yang mengerek IHSG.

Salah satu faktor yang mampu mendongkrak pergerakan indeks adalah data kinerja PDB China untuk kuartal terakhir 2020 yang sebesar 6,5 persen, naik dari PDB China kuartal III/2020 yang sebesar 4,9 persen.

“Ini di atas konsensus pasar sebesar 6,2 persen sehingga market optimistis,” kata Nafan kepada Bisnis, Senin (18/1/2021)

Pertumbuhan ekonomi China melaju 2,3 persen pada 2020 sejalan dengan keberhasilan Negeri Panda dalam meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Di sisi lain, dia juga menyebut pasar tengah antusias menanti sejumlah agenda, seperti pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dan pelantikan presiden AS terpilih, Joe Biden, dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper