Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Naik, Saham BBCA dan BBRI Jadi Favorit Asing

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 34,3 poin atau 0,54 persen ke level 6.407,72 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil berbalik menguat pada sesi I perdagangan Senin (18/1/2021) seiring dengan masuknya investor asing dan rilis data pertumbuhan ekonomi China.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 34,3 poin atau 0,54 persen ke level 6.407,72 pada akhir perdagangan sesi I hari ini. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 6.316,87-6.428,31.

IHSG yang cenderung merah sejak awal perdagangan, berbalik hijau menjelang pukul 10.00 WIB. Terpantau 212 saham menguat, 253 saham melemah, dan 165 saham stagnan.

Total transaksi mencapai Rp14,38 triliun. Investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp75,93 miliar.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) milik konglomerat keluarga Hartono menjadi yang paling banyak diborong asing. Net buy BBCA mencapai Rp44,3 miliar, dan sahamnya naik 2,01 persen menjadi Rp35.475.

Selanjutnya, saham bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan net buy Rp36,8 miliar. Saham BBRI pun naik 0,44 persen menuju Rp4.600.

Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang naik 25,83 persen menjadi Rp151 menjadi top gainers atau saham dengan kenaikan tertinggi. Entitas tambang Grup Bakrie lainnya, yakni PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) juga melejit 24,53 persen menjadi Rp66.

Peningkatan IHSG terjadi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China periode 2020, yang melampaui ekspektasi.

Pertumbuhan ekonomi China melaju 2,3 persen pada tahun lalu sejalan dengan keberhasilan Negeri Panda dalam meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (18/1/2021), laju perekonomian China pada tahun lalu ditopang dari ekspansi kuartal IV/2020 yang tumbuh 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV/2020 sebesar 6,2 persen dan pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 2,1 persen.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menjelaskan bahwa secara teknikal pergerakan IHSG menunjukkan dead cross pada indikator Stokastik yang berada pada area overbought.

“[Indikator teknikal] mengindikasikan potensi untuk melanjutkan koreksi,” tulis Dennies dalam riset harian.

Dennies mengatakan pergerakan IHSG pekan ini akan dibayangi kecemasan investor akan kenaikan kasus Covid-19. Selain itu, fokus investor juga akan mengarah ke rilis data perekonomian China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper