Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Phapros Enggan Ekspansi Jor-joran di 2021, Ini Alasannya

Tahun ini, PT Phapros Tbk. (PEHA) hanya mengalokasikan investasi pada hal-hal yang bersifat rutin karena investasi besar sudah dilakukan pada 2017 dan 2018.
Gedung PT Phapros, Tbk. /UGM
Gedung PT Phapros, Tbk. /UGM

Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk. (PEHA) mengungkapkan belum ada rencana  belanja modal atau capital expenditure (capex) yang signifikan pada 2021 ini. Pasalnya, perseroan sudah melakukan ekspansi capex pada 2017 dan 2018.

Sekretaris perusahaan Phapros Zahmila Akbar menuturkan pada 2021 ini PEHA hanya mengalokasikan investasi pada hal-hal yang bersifat rutin, belum pada yang bersifat ekspansif.

"Tahun ini memang Phapros hanya alokasikan untuk investasi yang sifatnya rutin, serta untuk memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik [CPOB] saja," ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/1/2021).

Dia menuturkan belanja modal minim ini mengingat pada 2017 dan 2018 lalu, PEHA sudah berinvestasi cukup besar untuk peningkatan kapasitas produksi hingga dapat memenuhi kebutuhan 5 tahun ke depan.

Selain itu, terdapat pula aksi korporasi PEHA mengakuisisi perusahaan pada 2018. Dengan begitu, kapasitas dan kelengkapan fasilitas produksinya masih sangat dapat memenuhi kebutuhan hingga beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, Zahmila mengaku optimistis pada tahun depan kunjungan pasien non-Covid-19 ke rumah sakit akan berangsur pulih sehingga pertumbuhan obat resep dapat membaik dan membantu perseroan mempertahankan kinerja positif.

Di sisi lain, tren pelemahan dolar AS yang diproyeksi bertahan hingga tahun depan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja PEHA. Hal itu mengingat pembelian bahan baku masih berasal dari impor.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, hingga kuartal III/2020 penjualan bersih PEHA menurun 11,57 persen menjadi Rp700,27 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp791,93 miliar.

Selain itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PEHA juga ikut menyusut 16,64 persen yoy menjadi  Rp50 miliar sepanjang Januari-September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper