Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Lockdown Lagi! Harga Minyak Terjun 2,3 Persen

Penurunan harga minyak terjadi karena kekhawatiran tentang kota-kota di China yang dikunci akibat wabah virus corona.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun lebih dari 2 persen pada penurupan perdagangan Jumat (15/1/2021) atau Sabtu pagi WIB akibat penguncian sejumlah wilayah di China terkait pencegahan penyebaran Covid-19.

Mengutip Antara, penurunan harga minyak terjadi karena kekhawatiran tentang kota-kota di China yang dikunci akibat wabah virus corona, menghentikan reli yang didorong oleh data impor kuat dari importir minyak mentah terbesar dunia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret anjlok US$1,32 atau 2,3 persen menjadi US$55,10 barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari merosot US$1,21 atau 2,3 persen, menjadi US$52,36 per barel.

Kedua kontrak acuan, yang mencapai level tertinggi hampir setahun di awal pekan, membukukan penurunan mingguan pertama mereka dalam tiga pekan terakhir, dengan Brent jatuh 1,6 persen pada minggu ini dan minyak mentah AS WTI melemah sekitar 0,4 persen.

Sementara produsen-produsen menghadapi tantangan luar biasa untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan dengan kalkulus yang melibatkan peluncuran vaksin versus penguncian, kontrak-kontrak keuangan telah didorong oleh ekuitas yang kuat dan dolar yang lebih lemah, membuat minyak lebih murah, bersama dengan permintaan China yang kuat.

Hal positif ini dipertanyakan pada Jumat (15/1/2021) ketika dolar naik dan China meningkatkan langkah-langkah penguncian.

Paket bantuan Covid-19 senilai US$1,9 triliun dolar di Amerika Serikat yang diungkapkan oleh Presiden terpilih Joe Biden dapat meningkatkan permintaan minyak dari konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Namun, beberapa analis mengatakan langkah tersebut mungkin tidak cukup untuk memicu permintaan.

“Dalam hal berbicara tentang permintaan, Asia adalah satu-satunya titik terang,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York. “Penguncian baru ini sangat mencolok di jantung gambaran permintaan di Asia. Ini masalah. "

Impor minyak mentah ke China melonjak 7,3 persen pada 2020, dengan rekor kedatangan di dua dari empat kuartal karena kilang-kilang meningkatkan operasi mereka dan harga rendah mendorong penimbunan, data bea cukai menunjukkan pada Kamis (14/1/2021).

Tetapi China melaporkan jumlah kasus COVID-19 harian tertinggi dalam lebih dari 10 bulan pada Jumat (15/1/2021), memberlakukan pembatasan seminggu yang telah mengakibatkan lebih dari 28 juta orang diisolasi saat terjadi kematian akibat virus corona pertama sejak Mei.

“Penyebaran pandemi Covid-19 menjadi pusat perhatian lagi dan pedagang semakin khawatir tentang durasi penguncian Eropa yang lama dan tentang pembatasan baru di China,” kata Bjornar Tonnage dari Rystad Energy.

"Pasar minyak secara struktural bullish, tetapi mungkin terlalu maju dari fundamental yang berpandangan ke depan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper