Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan emiten baru selama pandemi jadi yang tertinggi di Asean. Dana yang terhimpun pun mencapai Rp118,7 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan terus fokus meningkatkan integritas pasar dengan serangkaian kebijakan dan langkah-langkah pengawasan yang lebih tegas.
"Dengan integritas pasar yang lebih baik, aktivitas penghimpunan dana melalui penawaran umum relatif besar yaitu sebesar Rp118,7 triliun dengan 53 emiten baru. Pertumbuhan emiten baru ini merupakan yang tertinggi di Asean," ujarnya dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Jumat (15/1/2021).
Acara tahunan yang mengambil tema Momentum Reformasi Jasa Keuangan Pasca Covid-19 dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional yang Inklusif itu turut dihadiri Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri, serta asosiasi dan lembaga jasa keuangan.
Adapun, sepanjang 2019, realisasi perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) sebanyak sebanyak 55 emiten, dengan nilai emisi sekitar Rp15,32 triliun.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah perusahaan yang akan melantai pada 2021 sebanyak 30 perusahaan.
Baca Juga
Jumlah itu tergolong rendah lantaran pada 2020 jumlah perusahaan yang melakukan aksi penawaran saham perdana atau initial public offering/IPO mencapai 53 perusahaan.
Realisasi pada 2020 tersebut mengantarkan Indonesia menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Asia Tenggara.
Tak hanya itu, jumlah IPO di bursa Indonesia sepanjang 2020 menduduki posisi terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia mengekor bursa Shanghai (180), Nasdaq (119), Shenzhen (115), Hong Kong (99) IPO, dan Jepang (54).