Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19, Saham Farmasi Boncos Berjamaah

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) memimpin penurunan hingga 6,83 persen ke level 1.910, disusul saham anak usaha BUMN PT Phapros Tbk. (PEHA) turun 6,82 persen ke level 2.460.
Presiden Joko Widodo (kiri) disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). ANTARA FOTO/Setpres-Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kiri) disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). ANTARA FOTO/Setpres-Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 pada pukul 09.42, Rabu (13/1/2021), saham-saham di sektor farmasi memasuki zona merah secara berjamaah. Momentum vaksinasi Covid-19 digunakan sebagai waktunya mengambil profit.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) memimpin penurunan hingga 6,83 persen ke level 1.910, disusul saham anak usaha BUMN PT Phapros Tbk. (PEHA) turun 6,82 persen ke level 2.460.

Kemudian, berturut-turut emiten farmasi BUMN, yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) turun 6,81 persen ke level 6.500 dan PT Indofarma Tbk. (INAF) turun 6,81 persen ke level 6.500.

Saham distributor alat kesehatan dan jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang sudah kembali aktif setelah terkena suspensi pun turut berada di zona merah setelah saat pembukaan sempat menghijau. Saham IRRA tercatat turun 6,76 persen ke level 3.450. Tidak ketinggalan, saham PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) juga melemah 3,72 persen ke RP 5.175 per saham.

Hal ini sudah diperingati oleh Analis PT Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami. Dia mengatakan bahwa Price to Equity Ratio (PER) dan rasio price to Book Value (PBV) sejumlah saham farmasi sudah melambung tinggi dan di luar batas wajar.

Dia memperingatkan investor terhadap adanya potensi koreksi dari pergerakan saham sektor itu, karena kenaikan harga yang terjadi juga belum disertai dengan adanya perubahan fundamental.

“Sejumlah saham farmasi menarik untuk trading saja dengan memanfaatkan euforia vaksinasi Covid-19, tetapi risiko saham itu juga cukup tinggi karena harganya sudah terlampau tinggi dan fluktuatif juga pergerakannya,” paparnya.

Di antara seluruh saham farmasi, dia merekomendasikan KLBF dan SIDO dengan TP masing-masing Rp1.780 dan Rp870. Zamzami menilai kedua saham itu memiliki pertumbuhan yang lebih stabil dan konsisten, margin yang lebih baik, profitabilitas yang lebih baik, dan lebih kuat secara balance sheet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper