Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bertahan di Zona Hijau, Asing Masih Borong Saham Perbankan

Indeks harga saham gabungan atau IHSG parkir di level 6.395,669, menguat 0,2 persen. Sepanjang perdagangan kali ini, IHSG bergerak di rentang 6.353,307 hingga 6.435,96.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan berhasil menutup perdagangan Selasa (12/1/2021) di zona hijau, setelah sempat terkoreksi ke zona merah pada pertengahan perdagangan.

Indeks harga saham gabungan atau IHSG parkir di level 6.395,669, menguat 0,2 persen. Sepanjang perdagangan kali ini, IHSG bergerak di rentang 6.353,307 hingga 6.435,96.

Investor asing tercatat masih mencatatkan transaksi net buy hampir Rp1 triliun, tepatnya Rp923,91 miliar dengan sasaran utama aksi beli tertuju kepada saham perbankan.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) diburu asing hingga Rp724,4 miliar, disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dengan transaksi net buy capai Rp160,1 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencapai Rp112 miliar.

Dari total keseluruhan konstituen, sebanyak 194 saham berhasil mengaut, 305 saham terkoreksi, sedangkan 135 saham berada di posisi yang sama pada perdagangan sebelumnya.

Adapun, saham-saham perbankan juga berhasil mengisi jajaran top gainers IHSG kali ini. Saham PT BPD Banten Tbk. (BEKS) naik 28,72 persen, diikuti saham PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) naik 24,59 persen, saham PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) naik 23,68 persen, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) naik 20,53 persen.

Sementera itu, pelemahan dipimpin oleh saham PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) turun 5,32 persen, diikuti saham Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 4,55 persen, dan saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) terkoreksi 4,4 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa pasar sangat menyambut baik periode January Effect yang terjadi pada tahun ini.

Selain itu, optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menjadi katalis yang sangat positif bagi pasar modal domestik.

“Belum lagi, sentimen euforia penyelenggaraan vaksinasi massal juga disikapi positif oleh para pelaku pasar,” papar Nafan kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021).

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada Rabu (13/1/2021). Proses vaksinasi Presiden akan disiarkan secara langsung oleh sejumlah media nasional.

Adapun, CoronaVac sebagai vaksin Covid-19 produksi perusahaan Sinovac resmi mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, Senin (11/1/2021).

Selain itu, kata dia, vaksin Sinovac tersebut memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen.

Sementara dari uji klinik di Bandung yang dilakukan Biofarma dan Sinovac, lanjut dia, efikasi CoronaVac itu mencapai 65,3 persen.

Sedangkan uji klinis di Turki efikasi Sinovac mencapai 91 persen dan Brazil 78 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper