Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pulih Lebih Cepat, IHSG Potensi Tembus Level 6.300 Pekan Depan

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma memproyeksi pada pekan depan indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus 6.300, level yang terakhir kali dihinggapi indeks pada 14 Januari 2020.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan indeks harga saham gabungan ke level sebelum pandemi Covid-19 teridentifikasi tampaknya akan lebih cepat daripada ekspektasi pasar.

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma memproyeksi pada pekan depan indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus 6.300, level yang terakhir kali dihinggapi indeks pada 14 Januari 2020.

Proyeksi itu pun muncul setelah IHSG menutup perdagangan pekan pertama 2021, Jumat (8/1/2021) di level 6.257,835 menguat 1,69 persen. 

Adapun, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 24 Januari 2020, atau sejak kasus Covid-19 pertama kali hadir di Indonesia. Sepanjang pekan ini, indeks telah bergerak menguat 4,66 persen.

Investor asing terpantau membukukan transaksi net buy hingga Rp1,39 triliun. Investor asing memburu saham big caps seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) sebesar Rp501,6 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp269 miliar, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp234,9 miliar.

Dia menjelaskan bahwa penguatan indeks dipicu oleh pasar saham AS yang menutup perdagangan Kamis (7/1/2021) mencapai rekor tertinggi setelah Joe Biden disahkan menjadi Presiden AS.

Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis (7/1/2021) Indeks Dow Jones untuk pertama kalinya parkir di level 31.000, begitu juga Nasdaq Composite yang ditutup di level 13.000, tertinggi sepanjang sejarah.

“Selain itu, harga batu bara juga menguat cukup banyak sehingga membantu indeks bergerak lebih tinggi,” ujar Suria kepada Bisnis, Jumat (8/1/2021).

Oleh karena itu, dia masih merekomendasikan saham sektor pertambangan untuk dicermati investor saat ini. Namun, seiring dengan investor asing yang kembali memburu saham dalam negeri, maka saham blue chip juga perlu dicermati investor.

Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa pihaknya optimistis tren penguatan harga batu bara akan terus berlanjut seiring dengan pemulihan ekonomi secara global sehingga dapat menopang pertumbuhan kinerja perseroan tahun ini.

“Permintaan tahun ini juga sudah mengalami pemulihan dilihat dari daya serap batu bara yang semakin meningkat dari akhir 2020, baik permintaan domestik maupun ekspor,” ujar Pollo kepada Bisnis, Selasa (5/1/2020).

Sejalan dengan peningkatan permintaan itu, PTBA pun mengaku akan meningkatkan target volume produksi 2021 dibandingkan dengan target tahun sebelumnya.

Untuk diketahui, pada 2020 PTBA menargetkan volume produksi 25,1 juta ton. Hingga kuartal III/2020 volume produksi PTBA sebesar 19,4 juta ton, turun 10 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019.

Pollo juga menjelaskan bahwa perseroan akan terus menjalankan beberapa proyek strategis pada tahun ini, seperti pengembangan proyek PLTU Sumsel 8 dan gasifikasi batu bara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper