Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik 1,2 Persen, Saham Tambang Logam INCO hingga ANTM Mengilap

Hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 1,21 persen ke posisi 6.139,22.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan menguat signifikan pada sesi I perdagangan Kamis (7/1/2021), setelah sebelumnya anjlok.

Hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 1,21 persen ke posisi 6.139,22. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG melemah 71,66 poin atau 1,17 persen ke level 6.065,68.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 266 saham berhasil menguat, 166 saham melemah, sedangkan 175 saham lainnya tampak tidak bergerak dari posisi pada perdagangan sebelumnya.

Investor asing tercatat melakukan transaksi net buy sebesar Rp447,05 miliar dengan sasaran aksi beli ke saham BUMN, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebesar Rp65,1,7 miliar, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar Rp55,9 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp40 miliar.

Adapun, di daftar top gainers, saham tambang logam tampak mendominasi. Saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) naik 17,67 persen, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) naik 12,16 persen, saham PT Timah Tbk. (TINS) naik 12,15 persen, dan saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) naik 11,58 persen.

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan potensi penguatan IHSG terbuka pada perdagangan Kamis (7/1/2021) karena fokus investor akan beralih ke rilis cadangan devisa yang diperkirakan naik.

“Peluang penguatan indeks mulai besok itu sangat besar. Investor juga menantikan data cadev,” kata Nafan kepada Bisnis, Rabu (6/1/2020).

Dia menilai pelemahan IHSG kemarin bersifat temporer karena ini panic selling terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memberlakukan PSBB ketat di Jawa dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper