Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waskita Karya (WSKT) Incar Kontrak Baru Rp31,6 Triliun

Target kontrak baru Waskita Karya tahun ini naik 16 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Perseoan bakal membidik perolehan kontrak baru dari tender proyek pemerintah, badan usaha, maupun pengembangan usaha yang dilakukan oleh grup.
Gedung Waskita Heritage. Gedung ini merupakan kantor pusat PT Waskita Karya (Persero) Tbk, terletak di Jalan M.T Haryono, Jakarta./istimewa
Gedung Waskita Heritage. Gedung ini merupakan kantor pusat PT Waskita Karya (Persero) Tbk, terletak di Jalan M.T Haryono, Jakarta./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp31,6 triliun pada 2021. Target nilai kontrak baru itu naik 16,6 persen dibandingkan target nilai kontrak baru pada 2020 senilai Rp27,1 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan realisasi kontrak baru pada 2020 hampir mencapai target. “[Realisasi kontrak baru] Hampir Rp27 triliun, lebih dari Rp26 triliun,” kata Destiawan, Selasa (5/1/2021).

Adapun, di sepanjang 2020 emiten dengan kode saham WSKT tersebut mencatatkan total nilai kontrak senilai Rp66,65 triliun. Jumlah tersebut termasuk kontrak carry over senilai Rp39,5 triliun dan prognosa nilai kontrak baru Rp27,1 triliun.

Sebagian besar kontrak baru tersebut didapatkan dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, jalan, pelabuhan, jalur kereta api, LRT, dan bandara.

Selanjutnya, WSKT juga mendapatkan kontrak dari proyek EPC dan industri seperti transmisi, tenaga listrik, pipa gas, precast dan baja, serta plantation. Sementara sebagian kecil kontrak baru didapatkan dari proyek infrastruktur sumber daya air dan gedung.

Untuk target kontrak baru tahun ini,  Destiawan mengatakan pihaknya akan fokus pada pasar eksternal atau proyek yang berasal dari pemerintah (APBN/APBD), BUMN, dan swasta termasuk di luar negeri.

Secara persentase, proyek dari pemerintah sebesar 30 persen, BUMN sebesar 25 persen, swasta sebesar 22 persen, dan sisanya proyek pengembangan investasi baik di sektor tol maupun nontol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper