Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FAP Agri (FAPA) Jadi Emiten IPO Perdana 2021, Kapitalisasi Pasar Rp6,6 T

FAPA akan menjadi perusahaan tercatat pertama di tahun 2021.
Ilustrasi PT FAP Agri, calon emiten perkebunan kelapa sawit. /FAP Agri
Ilustrasi PT FAP Agri, calon emiten perkebunan kelapa sawit. /FAP Agri

Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten PT FAP Agri Tbk. (FAPA) akan membuka perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021, tepatnya Senin (4/1/2021).

Mengutip keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, Kamis (31/12/2020), pada Senin, 4 Januari 2021, jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dibuka oleh PT FAP AGRI Tbk. (FAPA) dalam rangka pencatatan saham dan waran FAPA di papan pengembangan BEI.

"FAPA akan menjadi perusahaan tercatat pertama di tahun 2021. FAPA dicatatkan pada sektor agrikultur dengan subsektor plantation," papar BEI.

Harga penawaran FAPA adalah senilai Rp1.840 per saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 3.629.411.800 atau 3,63 miliar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp6.678.117.712.000 atau Rp6,68 triliun.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan telah menerbitkan satu Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-67/D.04/2020 tentang Penetapan Saham PT FAP Agri Tbk sebagai Efek Syariah pada tanggal 17 Desember 2020.

"Dengan dikeluarkannya Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tersebut, maka Efek tersebut masuk dalam Daftar Efek Syariah sebagaimana Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-63/D.04/2020 tanggal 23 November 2020 tentang Daftar Efek Syariah," papar keterangan OJK, dikutip Jumat (25/12/2020).

Dikeluarkannya keputusan tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan PT FAP Agri Tbk sebagai Efek Syariah.

Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari emiten maupun dari pihak–pihak lainnya yang dapat dipercaya.

Sementara itu, PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam gelaran IPO FAP Agri optimistis investor akan menyerap dengan baik saham calon emiten itu kendati harga penawaran saham cukup premium.

Untuk diketahui, dalam keterbukaan informasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), calon emiten itu akan melepas sebanyak-banyaknya 544.411.800 atau 544,41 juta saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham.

Sementara itu, harga pelaksanaan saham perusahaan perkebunan sawit itu mencapai Rp1.840 per saham sehingga FAP Agri berpotensi meraih dana IPO Rp1 triliun.

BCA Sekuritas menilai FAP Agri adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar dan memiliki prospek yang sangat baik.

“Prospek penyerapan IPO cukup baik berdasarkan minat yang telah kami dapat dalam masa penawaran awal,” ujar Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto kepada Bisnis, Jumat (18/12/2020).

Mardy mengaku telah melakukan diskusi dengan beberapa calon investor melalui virtual meeting. Kendati demikian, dia tidak menjelaskan secara detail jumlah penawaran yang masuk terhadap rencana aksi IPO FAP Agri.

Adapun, Mardy menjelaskan bahwa penetapan harga saham FAP Agri yang cukup mahal itu selain karena kepemilikan lahan pengembangan yang cukup luas, juga berdasarkan proyeksi pendapatan bersih perseroan pada 2022.

Kegiatan usaha FAP Agri diproyeksikan mencapai profitabilitas yang stabil setelah investasi untuk pengembangan lahan baru selama beberapa tahun terakhir. Untuk diketahui, FAP Agri memiliki total penguasaan lahan untuk dikembangkan saat ini lebih dari 110.000 hektare (ha).

Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau, yang mencakup kedalam 10 entitas anak perusahaan, 5 pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per Jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel (Kernell Crushing Plant).

Di sisi lain, Mardy memproyeksi sektor perkebunan kelapa sawit semakin moncer pada tahun depan seiring dengan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) telah menunjukkan tren positif selama beberapa bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper