Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Pilihan Investor Tahun Ini, Bagaimana Nasib Saham Sektor Farmasi pada 2021?

Kinerja mayoritas saham farmasi sepanjang 2020 berhasil naik impresif, bahkan menguat hingga triple digit.
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor farmasi telah menjadi salah satu sektor pilihan investor sepanjang 2020 seiring dengan sentimen pandemi Covid-19. Lalu apakah hal tersebut berlanjut hingga tahun depan?

Berdasarkan data Bloomberg, kinerja mayoritas saham farmasi sepanjang 2020 berhasil naik impresif, bahkan menguat hingga triple digit. Penguatan dipimpin oleh INAF yang berhasil naik hingga 363,22 persen, diikuti oleh KAEF yang naik 240 persen.

Tidak kalah, PEHA berhasil menguat 57,67 persen dan SIDO juga berhasil naik 26,27 persen. Kendati demikian, KLBF gagal mengikuti tren penguatan sepanjang 2020 dan tercatat terkoreksi 8,64 persen sepanjang 2020.

Selain itu, saham debutan tahun ini SOHO juga sempat menguat impresif hingga ke level Rp16.000. Padahal, SOHO melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 September 2020 di level Rp1.820. Namun, dalam perdagangan tiga bulan terakhir tercatat terkoreksi 66,18 persen.

Di sisi lain, sentimen pandemi Covid-19 tersebut berdampak variatif terhadap kinerja keuangan setiap emiten sepanjang 2020. SOHO berhasil membukukan pertumbuhan laba signifikan hingga 102,9 persen hingga kuartal III/2020, sedangkan laba PEHA menyusut 16,64 persen.

Adapun, Analis PT Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami mengatakan bahwa prospek kinerja keuangan emiten farmasi pada tahun depan cukup baik seiring dengan prospek kembalinya kunjungan pasien non-Covid-19 ke rumah sakit dan tren pelemahan dolar AS.

Namun, kinerja saham farmasi tampak akan lebih defensive seiring dengan kecenderungan investor yang akan lebih memilih saham sektor yang bersiklus seperti saham sektor komoditas.

Dia menjadikan KLBF sebagai top picks di antara saham sektor farmasi lainnya karena emiten pelat merah itu memiliki pertumbuhan yang stabil dan konsisten, margin dan profitabilitas yang lebih baik, dan lebih kuat secara balance sheet.

“Sementara itu, KAEF dan INAF sudah terlampau tinggi harga sahamnya,” ujar Zamzami kepada Bisnis, Rabu (30/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper